Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan laba bersih disepanjang 2018 yang tercatat sebesar Rp25,9 triliun atau mengalami peningkatan hingga mencapai 10,9 persen bila dibandingkan dengan laba bersih di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp23,3 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Kamis, 28 Februari 2019 mengatakan, realisasi laba bersih tersebut salah satunya ditopang oleh pendapatan operasional Bank, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional Iainnya, tumbuh 10,6 persen menjadi Rp63 triliun pada tahun 2018 dibandingkan Rp57 triliun pada tahun 2017.
“Pendapatan bunga bersih meningkat 8,3 persen menjadi Rp45,3 triliun, sementara pendapatan operasional Iainnya tumbuh 17 persen menjadi Rp17,7 triliun pada tahun 2018,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, BCA dan entitas anak mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang positif pada tahun 2018 di tengah kondisi Iikuiditas sektor perbankan yang mengetat dan tren kenaikan suku bunga. Menurutnya, posisi Iikuiditas BCA yang masih aman didukung oleh dana CASA yang solid, berkat pengembangan berkelanjutan franchise perbankan transaksi.
Adapun dana giro dan tabungan (CASA) tetap menjadi pendanaan inti Bank. Pada akhir tahun 2018. CASA berkontribusi 76,7 persen terhadap total dana pihak ketiga dengan nilai sebesar Rp483,0 triliun. Dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 10,3 persen menjadi Rp166,8 triliun dan dana tabungan meningkat 8,1 persen menjadi Rp316,21riliun. Total DPK juga tercatat sebesar Rp629,81riliun, tumbuh 8.4 persen.
“Kami perlu beradaptasi di tengah lingkungan bisnis yang dinamis dan pesatnya pertumbuhan institusi-institusi keuangan non-bank berbasis teknologi. BCA terus mengembangkan produk dan Iayanan dengan memanfaatkan teknologi digital serta tetap melakukan investasi pada jaringan elektronik dan kantor cabang,” paparnya. (*)