Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) mencatat kenaikan laba bersih sebesar 35,4 persen secara year on year (YoY), dari Rp12,27 miliar pada Maret 2017 menjadi Rp16,60 miliar pada Maret 2018.
Kenaikan tersebut ditunjang oleh kinerja positif dari pembiayaan yang tumbuh sebesar 5,7 persen (YoY) dari posisi Rp39,60 triliun pada Maret 2017 menjadi Rp41,86 triliun pada Maret 2018.
Akad murabahah mendominasi penyaluran pembiayaan. Porsinya sebesar 48 persen atau senilai Rp20,18 triliun atau tumbuh 15,96 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau (Fee Based Income/FBI) terutama dari penjualan surat berharga berkontribusi pada kenaikan laba operasional bank.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana menyatakan, kinerja Bank Muamalat secara umum tetap positif. Fokus utama manajemen tahun ini adalah memperkuat struktur permodalan perseroan melalui penjajakan dengan beberapa investor strategis.
Baca juga: Muamalat Raih Digital Brand Awards 2018
Saat ini keuangan Bank Muamalat, menurutnya, masih dalam kondisi baik, hanya dibutuhkan penguatan modal untuk ekspansi lebih jauh dalam bisnis dan alokasi untuk pencadangan pembiayaan.
“Dalam strategi bisnis 2018 ke depan, Bank Muamalat akan me-leverage kekuatan dengan berfokus kepada islamic segment,” papar Achmad K. Permana dalam keterangan pers yang diterima Infobanknews.com, Sabtu, 12 Mei 2018.
Dia optimistis jika permodalan perseroan semakin stabil, maka upaya perseroan untuk melakukan ekspansi pembiayaan dapat lebih leluasa. Dengan demikian, kualitas pembiayaan akan ikut membaik seiring peningkatan pembiayaan tersebut.
Dalam laporan keuangan kuartal I-2018 posisi non performing financing (NPF) perseroan berada di level 4,76 persen (gross) dan 3,45 persen (nett).
Permana menambahkan, likuiditas perseroan pada kuartal 1 tahun 2018 tetap terjaga dengan baik. Posisi financing to deposit ratio (FDR) Bank Muamalat per Maret 2018 tercatat sebesar 88,41persen.
Angka tersebut membaik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 90,93 persen.
Dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat ikut tumbuh sebesar 8,66 persen dari nilai Rp43,40 triliun pada Maret 2017 menjadi Rp47,16 triliun pada Maret 2018.
Rasio penting lain yaitu net operating margin (NOM) sebesar 0,17 persen, net imbalan (NI) sebesar 2,60 persen, return on equity (ROE) sebesar 1,50 persen, return on sssets (ROA) sebesar 0,15 persen dan CAR sebesar 10,16 persen. (Darto W)
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More
Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More
Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More
Bangkok – Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich mengungkapkan, Indonesia menjadi bagian… Read More