Jakarta – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan laba bersih di kuartal III 2018 sebesar Rp52,3 miliar. Laba bersih untuk 9 bulan pertama di 2018 ini meningkat 78 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama yang tercatat sebesar Rp29,4 miliar.
Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 9 November 2018 mengatakan, peningkatan laba bersih ini ditopang oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp7 triliun hingga akhir September 2018, atau tumbuh 15 persen bila dibandingkan dengan kuartal III 2017.
Menurutnya, pertumbuhan penyaluran kredit tersebut telah berpengaruh juga pada peningkatan Pendapatan Bunga Bersih Bank Sampoerna yang sebesar Rp72 miliar, atau naik 18 persen dari Rp393 miliar pada kuartal III tahun lalu menjadi sebesar Rp465 miliar untuk periode yang sama di tahun ini.
Di sisi lain, tambah dia, pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mendukung peningkatan Pendapatan Bunga Bersih di kuartal III 2018. Adapun DPK sampai dengan akhir September 2018 mencapai Rp7,78 triliun atau meningkat 14 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama.
Meski Deposito masih mendominasi jumlah DPK, Dana Murah berupa Giro dan Tabungan mencatatkan pertumbuhan secara persentase yang Iebih tinggi, yaitu masing-masing tercatat 58 persen dan 18 persen. Dengan kenaikan dana murah tersebut, rasio CASA Bank Sampoerna menjadi sebesar 15 persen.
Baca juga: Hingga Juni 2018, Bank Sampoerna Telah Salurkan Kredit Rp6,8 Triliun
”Kondisi perekonomian memang belum sepenuhnya mendukung. Namun kebutuhan jasa perbankan masih tetap ada. Untuk itu, Bank Sampoerna berusaha memahami kebutuhan yang ada dan memberikan solusi atas pemenuhan kebutuhan perbankan tersebut. Dengan demikian hingga akhir kuartal Ill 2018, Bank Sampoerna terus mencatatkan kinerja yang positif,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Ali, untuk rasio keuangan Bank Sampoerna hingga akhir kuartal III 2018 juga tercatat masih berada pada level yang aman, antara lain Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dijaga pada level 18,9 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 7,1 persen, Return On Asset (ROA) sebesar 1,1 persen.
Sedangkan untuk Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat 89,3 persen di kuartal III 2018 atau menurun dibanding kuartal yang sama tahun lalu yakni sebesar 93,73 persen, serta Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 90,4 persen, dan rasio NPL Gross tercatat sebesar 4,0 persen.
“Kami yakin mengakhiri tahun 2018 yang hanya beberapa bulan lagi, masih berpotensi tumbuh Iebih baik. Mendengarkan nasabah, menjadikan mereka sahabat akan terus menjadi mantra kami dalam menjalan usaha dan menyaluran kredit ke sektor UMKM demi memajukan perekonomian di Indonesia,” tutup AIi. (*)