Jakarta – Kinerja PT Allo Bank Indonesia Tbk, bank digital milik konglomerat Chairul Tanjung ini mendapatkan rapor biru sepanjang 2024, dengan meraup laba bersih Rp467,10 miliar. Raihan laba tersebut naik 5,07 persen ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp444,56 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Jumat, 21 Februari 2025, peningkatan laba tersebut didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang naik 11,88 persen dari Rp1,32 triliun menjadi Rp1,48 triliun.
Namun, beban bunga bank digital ini juga mengalami kenaikan sebesar 26,43 persen menjadi Rp369,42 miliar. Meski demikian, Allo Bank tetap mampu mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih Rp1,11 triliun, atau naik 7,78 persen secara tahunan.
Baca juga: CIMB Niaga Cetak Laba Rp6,8 Triliun Sepanjang 2024, Ini Penopangnya
Peningkatan bunga bersih ini sejalan dengan pertumbuhan dari kinerja intermediasi. Pada Desember 2024, bank ini menyalurkan kredit sebesar Rp7,47 triliun, atau naik 1,25 persen dibanding tahun sebelmnya di periode yang sama sebesar Rp7,38 triliun.
Realisasi kredit tersebut juga dibarengi dengan kualitas kredit. Ini tercermin dari rasio non performing loan (NPL) gross yang berada di level 0,81 persen. Sedangkan NPL net di level 0,40 persen. Rasio ini jauh di bawah batas aman 5 persen yang ditetapkan regulator.
Dari sisi funding, Dana Pihak Ketiga (DPK) Allo Bank mengalami peningkatan 24,42 persen, dari Rp4,89 triliun pada 2023 menjadi Rp6,09 triliun pada 2024. Pertumbuhan DPK ini jauh di atas rata-rata industri yang dilaporkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar 4,48 persen per Desember 2024.
Jika dirinci, peningkatan DPK tersebut ditopang peningkatan giro yang melesat 77,08 persen menjadi Rp85,33 miliar. Kemudian, tabungan juga naik 49,05 persen menjadi Rp693,27 miliar dan deposito meningkat 21,23 persen menjadi Rp5,31 triliun.
Adapun rasio current account saving account (CASA) atau dana murah terhadap total DPK sebesar 17,20 persen, sisanya masih didominasi deposito atau dana mahal.
Dari sisi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) berada di level di posisi 122,69 persen. Ini menandakan bahwa bank likuiditas bank masih tertekan, meski membaik dari tahun sebelumnya di level 150,77 persen.
Baca juga: Laba 2024 Turun 14,1 Persen, Bos BTN Beberkan Penyebabnya
Sementara dari sisi permodalan, bank digital ini mencatatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 82,58 persen. Sedangkan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing berada di level 4,48 persen dan 6,78 persen per Desember 2024.
Menutup 2024, Allo Bank mencatatkan total aset Rp13,98 triliun. Raihan aset tersebut mengalami kenaikan 9,67 persen ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,75 triliun. (*)