Jakarta – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pelbagai sektor industri di Amerika Serikat masih terus berlanjut. Terbaru, 3M Company kabarnya akan memecat 6.000 karyawan secara global.
Opsi yang diambil perusahaan manufaktur dan teknologi ini, sebagai bagian dari upaya restrukturisasi yang tengah dihadapi dan diharapkan dapat menghemat pengeluaran hingga U$900 juta atau setara dengan Rp13,4 triliun per tahun.
Chief Executive Officer 3M Mike Roman mengatakan, PHK kepada karyawan akan semakin menyederhanakan operasional serta meningkatkan profitabilitas. Namun, para investor sebagian besar mengabaikan ekspektasi tersebut.
“Ada banyak sekali inisiatif efisiensi di sini, dan hanya sedikit yang terlihat selama bertahun-tahun. Ini sepertinya akan terus berlanjut,” tulis Analis JPMorgan Steve Tusa, dikutip Rabu (26/4/2023).
Aksi restrukturisasi 3M bukan kali in saja terjadi. Pada Januari lalu, 3M telah lebih dahulu memangkas 2.500 karyawan manufaktur yang diumumkan sejak Roman diangkat sebagai CEO pada tahun 2018.
Baca juga: BuzzFeed Tutup Situs Berita dan Pangkas 15% Karyawan
Selain itu, manajeman juga mengumumkan sejumlah perubahan mendasar bagi manajemen lantaran pendapatan dan penjualan mengalami penurunan sekitar 9% menjadi US$8 miliar dari tahun sebelumnya.
Kondisi ini menyebabkan laba bersih yang diterima perusahaan anjlok sebesar 25% menjadi di bawah US$1 miliar pada kuartal terakhir.(*)
Editor: Galih Pratama