Sukoharjo–Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Indonesia untuk bangga dengan produk asli Indonesia hal ini bertujuan untuk mengurangi tingginya impor. Menurutnya, kualitas produk buatan Indonesia tidak kalah dengan buatan luar negeri.
“Saya tahu banyak orang kita ingin beli barang merk luar negeri. Kalau lihat di sini ada tulisan made in Indonesia langsung batal beli. Senangnya barang-barang impor. Ini yang harus dihentikan. Kita harus mencintai produk-produk yang diproduksi di dalam negeri,” ujarnya, seperti dikutip dari laman Setkab, di Sukoharjo, Jumat, 21 April 2017.
Dia menilai, saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mampu memproduksi barang dengan kualitas internasional. Salah satunya ialah PT Sri Rejeki Isman Tbk yang lebih dikenal dengan Sritex. Perusahaan yang bergerak di bidang tekstil ini disebut sebagai merk Indonesia yang mampu berbicara banyak di pasar internasional.
“Kita lihat Sritex. Salah satu bukti merk Indonesia yang merajai pasar dunia. Mulai dari seragam militer, pakaian kerja, pakaian fesyen, dan pakaian anak semuanya dipasok Sritex. Enam puluh persen produknya untuk ekspor,” ucapnya.
Oleh sebab itu, dirinya meminta Sritex untuk dapat meningkatkan persaingan produknya dengan dunia internasional. Salah satunya ialah dengan memperluas pabrik sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan.
“Saya tanya, apakah kita kalah dengan tekstil Vietnam? Karena saya dengar tekstil kita kalah oleh Vietnam. Dijawab oleh Pak Iwan (Presdir Sritex), kita tidak kalah. Kita bisa bersaing dengan mereka,” tegasnya.
Sebagai bentuk dukungan kepada perusahaan-perusahaan Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global, pemerintah terus mengupayakan untuk memberikan kemudahan berusaha. Diantaranya ialah penyederhanaan perizinan yang perlu diakui menjadi momok bagi kebanyakan pengusaha.
“Begitu daya saing kita turun, ya sudah kita akan dilibas oleh produksi dari luar. Oleh sebab itu, pemerintah sekarang ini memotong habis urusan-urusan yang berkaitan dengan perizinan. Saya berikan contoh pembangkit listrik, dulu ada 259 izin. Kalau dimasukkan koper bisa menjadi 10-15 koper. Sekarang kita potong menjadi 56. Tapi itu pun buat saya masih terlalu banyak,” paparnya.
Selain itu, pemerintah juga fokus pada perbaikan dan pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air untuk mendorong agar produk-produk Indonesia masuk ke pasar ekspor. Jokowi percaya, bahwa pembangunan infrastruktur ialah hal yang paling dibutuhkan Indonesia saat ini untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
“Infrastruktur ini kita kerjakan habis-habisan untuk daya saing, supaya kita tidak kalah berkompetisi. Tahapan kedua nanti kita akan masuk ke industri pengolahan, tahapan ketiga kita akan masuk ke industri jasa. Strategi pembangunan kita seperti itu, karena semua negara sekarang ini berbenah diri,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga