Jakarta – DBS Foundation, yayasan milik DBS Bank yang berfokus pada kewirausahaan sosial, memberikan sekitar SGD3 juta kepada 19 wirausaha sosial atau social enterprise (SE) untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan dampak sosial serta lingkungan mereka.
Sebagai informasi, dari 3 juta Singapore Dolar dana hibah, masing-masing startup menerima kuota senilai 50.000 hingga 250.000 Singapore Dolar untuk mengembangkan bisnis mereka.
Dana hibah kali ini memiliki valuasi dua kali lipat lebih besar daripada rata-rata nilai yang diberikan setiap tahunnya. Kabar baiknya adalah terdapat dua SE dari Indonesia, yakni Tridi Oasis dan Waste4Change, yang mendapatkan kuota dari dana tersebut.
Dengan pemberian dana hibah DBS Foundation tersebut, diharapkan ke-19 SE bisa secara bersama-sama memberikan dampak pada 24.000 jiwa di seluruh kawasan Asia dengan menyediakan akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan berkualitas. Di samping, diharapkan juga dapat mengurangi emisi CO2 sebanyak 160.000 ton, limbah makanan sebanyak 120.000 ton, dan sampah plastik sebanyak 130.000 ton.
Dipilih dari hampir 700 pendaftar dari Singapura, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, dan Taiwan, tentunya bukanlah hal yang mudah bagi para startup sosial ini untuk terpilih dan mendapatkan dana hibah tersebut.
“DBS membantu kita bagaimana melakukan pitching, speech, kemas produk yang baik begitu, jadi ini benar-benar luar biasa bagi kami. Ini memang journey yang masih panjang, tapi kita yakin dapat mendaki gunung Himalaya ini, hingga mencapai puncak dan memberikan dampak yang lebih besar lagi ke depannya,” ujar Mohamad Bijaksana Junerosano selaku Founder dan CEO Waste4Change, yang juga bergerak pada sektor lingkungan pengelolaan sampah, di Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022.
Hal senada juga diutarakan Founder dan CEO Tridi Oasis Dian Kurniawati. Tridi Oasis sebagai produsen botol plastik daur ulang telah mendaur ulang sebanyak 250 juta plastik botol di Indonesia.
“Yang ingin kami lakukan adalah difersifikasi bisnis kita ke jenis sampah lain. Jadi kami akan melakukan studi kelayakan daur ulang sampah sachet. Karena sampah sachet ini tidak mudah untuk didaur ulang, maka dari Desember 2020 kita sudah melakukan riset dan membuat produk contoh terkait daur ulang dari produk sampah sachet ini,” terang Dian.
Mona Monika selaku Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia mengungkapkan bahwa pihak DBS tak hanya memberikan bantuan berupa dana hibah dan advokasi, namun juga dukungan integrasi.
“Misal oasis perlu mentor, maka kita carikan ahli di bidangnya untuk bantu mereka. Jadi ada yang namanya short term mentor, ada yang namanya long term mentor begitu. Lalu, ada juga gathering dimana kita buat mini bazar untuk bantu startup-startup ini engage dengan para client korporasi kita, sehingga bisa mendapatkan dana investasi maupun market potensial. Kita integrate begitu,” ucap Mona. (*) Steven Widjaja