Jakarta – PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat laba bersih di kuartal III 2017 sebesar Rp261 miliar atau meningkat 6,04 persen (yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba operasional perseroan meningkat Rp534 miliar atau tumbuh 46,81 persen menjadi Rp1,68 triliun.
Direktur Financing Risk and Recovery Bank Syariah Mandiri Choirul Anwar mengatakan, peningkatan laba Bank Syariah Mandiri tersebut ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang tercatat hingga kuartal III 2017 sebesar Rp58,72 triliun atau tumbuh 10,28 persen dibanding Rp53,24 triliun pada akhir September 2016
Menurutnya, dalam pembiayaan, perseroan juga ikut dalam pembiayaan infrastruktur dengan akad syariah untuk pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, jaringan listrik, pelabuhan, bandara, dan lainnya yang saat ini sedang gencar dilakukan.
Adapun sampai dengan akhir September 2016 pembiayaan ke sektor infrastruktur mencapai Rp5,56 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 65 persen bila dibandingkan dengan akhir September 2016 yang tercatat sebesar Rp3,38 triliun.
Di sisi lain, kata dia, perusahaan tetap mendukung penumbuhan segmen Usaha Kecil dan Mikro (UKM) dengan menjaga portofolio pembiayaan di segmen tersebut sesuai ketentuan otoritas keuangan sebesar 23 persen. Untuk penumbuhan usaha mikro, BSM akan bekerjasama dengan beberapa lembaga termasuk melalui program digital banking di Tokopedia.
“Pembiayaan infrastruktur dan UKM adalah bentuk support untuk penumbuhan ekonomi negeri,” ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis, 9 November 2017.
Selain itu, penyaluran pembiayaan perseroan sampai dengan kuartal III 2017 ditopang oleh retail banking (termasuk pawning, consumer, serta Usaha Kecil dan Mikro) yang tumbuh 9,59 persen dari Rp30,35 triliun menjadi Rp33,26 triliun, dan segmen wholesale (Korporat dan Komersial) tumbuh 11,20 persen (yoy) menjadi Rp25,45 triliun dari Rp22,89 triliun per posisi September 2016.
Penumbuhan pembiayaan tersebut tetap diimbangi dengan perbaikan kualitas pembiayaan yang tercermin dari penurunan kredit bermasalah (NPF) Nett dari 3,63 persen menjadi 3,12 persen. Di sisi lain, peningkatan pembiayaan berdampak pada pertumbuhan margin bagi hasil bersih sebesar Rp544 miliar atau tumbuh 18,77 persen (yoy) menjadi Rp3,44 triliun.
“Tahun 2017 sejalan dengan kondisi perekonomian nasional, kami fokus di retail dan korporat terutama infrastruktur dengan skim atau akad syariah,” papar Choirul.
Sementara itu, untuk dana pihak ketiga (DPK) di kuartal III 2017 tercatat sebesar Rp74,75 triliun atau tumbuh 13,30 persen (yoy) bila dibandingkan dengan posisi kuartal III tahun lalu yang sebesar Rp65,98 triliun. Komposisi DPK mayoritas atau 50,75 persen merupakan dana murah (low cost fund).
Jika dirinci, total dana murah pada bulan September 2017 sebesar Rp37,94 triliun. Pada tahun lalu di periode yang sama komposisi dana murah Mandiri Syariah sebesar 49,15 persen atau Rp32,43 triliun. Lalu tabungan tumbuh sebesar 11,84 persen (yoy) atau meningkat Rp3,07 triliun menjadi Rp28,99 triliun.
Kemudian Giro tumbuh 37,47 persen (yoy) atau meningkat Rp2,44 triliun sehingga menjadi Rp8,94 triliun. Selanjutnya untuk deposito secara tahunan tumbuh 9,74 persen atau tumbuh Rp3,27 triliun menjadi Rp36,81 triliun. “Kami bersyukur dan berterimakasih atas kepercayaan masyarakat kepada Mandiri Syariah,” jelasnya.
Sejauh ini, perusahaan mengandalkan produk Tabungan baik Tabungan Mandiri Syariah dan Tabungan Mabrur (haji) untuk produk dana murah. Tahun ini terdapat penambahan rekening DPK baru mencapai 530 ribu rekening sehingga menjadi 7,02 juta rekening sampai dengan Kuartal III 2017.
“Biaya dana kami juga relatif tidak terlalu tinggi karena relatif setara dengan bank-bank besar,” tuturnya.
Peningkatan DPK mendorong kenaikan total aset Mandiri Syariah yang per September 2017 tumbuh 13,26 persen (yoy) menjadi Rp84,09 triliun dari Rp74,24 triliun per posisi September 2016. Dari sisi Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 14,92 persen mengalami peningkatan sebesar 1,42 persendibandingkan periode sebelumnya sebesar 13,50 persen.
“Kami juga bersyukur memiliki induk perusahaan yang memungkinkan kami untuk bersinergi dalam melakukan penetrasi pasar,” tutup Choirul. (*)