Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih di kuartal I 2020 sebesar Rp457 miliar atau menurun bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama yang sebesar Rp723 miliar. Menurunnya laba tersebut sejalan dengan pemupukan pencadangan yang kuat oleh perseroan dengan mengalokasikan dari laba operasional.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury dalam live video conference di Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020 mengatakan, untuk tetap menjaga rasio pencadangan yang kuat, Bank BTN terus memupuk provisinya. Adapun per kuartal I 2020, coverage ratio perseroan tercatat melonjak ke level 105,66% dari 45,07% pada periode yang sama tahun lalu.
Menurutnya, laba bersih yang diperoleh sepanjang kuartal I 2020 salah satunya ditopang oleh pendapatan bunga senilai Rp6,17 triliun. Pendapatan bunga tersebut disumbang oleh penyaluran kredit yang masih tumbuh. “Pendapatan bunga tersebut disumbang pertumbuhan kredit kami yang masih solid kendati dampak Covid-19 cukup terasa,” ujarnya.
Tercatat, Bank BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp253,25 triliun pada akhir kuartal I/2020, tumbuh 4,59% (yoy) dari Rp242,13 triliun di kuartal I/2019. Penopang terbesar pertumbuhan kredit Bank BTN yakni segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi. Segmen yang menempati porsi sebesar 44,53% dari total kredit tersebut, mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,57% yoy dari Rp101,9 triliun pada kuartal I/2019 menjadi Rp112,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Pada segmen KPR Non-subsidi yang menempati porsi sebanyak 31,58% terekam penyaluran kredit sebesar Rp79,99 triliun pada kuartal I/2020. Secara total, kredit di sektor perumahan di Bank BTN mencatatkan kenaikan sebesar 4,14% yoy dari Rp219,73 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp228,82 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Segmen kredit non-perumahan juga mengalami kenaikan sebesar 9,05% yoy dari posisi sebesar Rp22,41 triliun pada 31 Maret 2019 menjadi Rp24,43 triliun di periode yang sama tahun ini. Kenaikan terbesar di segmen ini ditopang melesatnya penyaluran kredit korporasi sebesar 87,75% yoy menjadi Rp6,54 triliun pada 31 Maret 2020.
Pahala mengungkapkan, dampak dari penyebaran Covid-19 telah terlihat di berbagai sektor pada kuartal I/2020. Meski demikian, berbagai strategi yang telah dijalankan perseroan sejak tahun lalu, menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja positif di Bank BTN. Memasuki kuartal II/2020, perseroan optimistis tetap mampu mencatatkan kinerja on track kendati kondisi industri perbankan dan ekonomi nasional tengah mengalami kontraksi akibat pandemi.
Bank BTN, lanjut dia, juga telah melakukan efisiensi biaya overhead hingga 15% dibandingkan rencana semula. Efisiensi tersebut didukung adanya perbaikan business process. “Kami optimistis tetap mencatatkan pertumbuhan pada kinerja bisnis kami kendati dampak dari pandemi ini masih akan membayangi ekonomi baik secara global maupun nasional,” ucap Pahala. (*)