Jakarta–Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa mata uang Rupiah terdepresiasi terhadap sejumlah maya uang. Hingga Maret 2017, rupiah terdepresiasi terhadap Yen Jepang dan Euro. Namun mengalami penguatan terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat (USD), dan Dolar Australia.
“Berdasarkan data keseluruhan money changer di Indonesia, pada minggu kelima Maret, Rupiah apresiasi terhadap Dolar Amerika Serikat sebesar 0,22 persen dan Dolar Australia sebesar 0,31 persen. Sebaliknya, terjadi juga depresiasi Rupiah terhadap uang Yen sebesar 1,46 persen dan Euro sebesar 2,00 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto di Jakarta, Senin, 17 April 2017.
Ia menambahkan, pergerakan kurs rupiah terhadap USD di pekan kedua bulan April 2017 ini terpantau menguat dibandingkan pekan keempat Maret 2017 di level Rp13.307,64.
Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat sebanyak 228,36 poin atau 2,24 persen di level 9.953,45 terhadap mata uang dolar Australia, dibanding realisasi pekan keempat Maret 2017 di level Rp 10.181,81. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memperluas layanan BI FAST dengan menghadirkan fitur transaksi kolektif (bulk… Read More
Jakarta – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) anjlok 24,24 persen atau terkena… Read More