News Update

Kualitas SDM Jadi Kunci Keluar dari Middle Income Trap

Ambon — Sebagai negara yang termasuk ke dalam jajaran middle income countries, Indonesia harus menyiapkan strategi agar perekonomian bisa tumbuh sehingga pendapatan masyarakat bisa terus naik. Kualitas sumber daya manusia (SDM) tak bisa dimungkiri menjadi kunci keluar dari middle income trap. 

“Keluar dari middle income trap bisa dari kualitas dan kuantitas SDM-nya. Sekarang sudah ada (beasiswa) LPDB (Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir). Itu dana besar, sangat perlu agar jumlah manusia berkualitas dan banyak untuk menjadi pondasi perekonomian, terutama dalam menciptakan ekonomi yang inovatif,” tutur Ekonom UGM, Edhie Purnawan dalam Seminar Pengawasan BI di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran di Ambon, Jumat, 20 Oktober 2017.

Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa memang menjadi potensi besar untuk menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar. Namun saat ini pendapatan per kapitanya masih sekitar USD4.000, sehingga perlu upaya masif untuk mendorong perekonomian Nasional. “Agar bisa mewujudkan proyeksi PwC (PricewaterhouseCoopers) menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 pada 2050,” imbuh Edhie.

Baca juga : Tren SDM dan Tech Startup Indonesia Dipaparkan di London

Selain peningkatan kuantitas SDM berkualitas, lanjutnya, stabilitas perekonomian dan politik juga menjadi kunci agar Indonesia terlepas dari middle income trap. Menurut Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia ini, kisruh politik memang kerap menjadi biang kerok mandeknya perekonomian di Tanah Air.

“Lalu didukung dengan teknologi, transaksi dilakukan secara virtual dari technology and creative industries,” tutur Edhie menyambung apa saja yang perlu dilakukan untuk keluar dari middle income trap.

Ia menyontohkan kehadiran iPad sebagai kekuatan dari industri kreatif di bidang teknologi, bagaimana Steve Jobs memaparkan bahwa ongkos produksi yang cuma senilai USD10 namun mampu dibandrol dengan harga USD400. “Ini jadi nilai loncat bukan cuma sekadar sebagai nilai tambah,” tukasnya.

Perekonomian Indonesia yang mampu tumbuh 5,01 persen di kuartal I dan II-2017 dinilainya masih sangat bagus. Bahkan lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia di 4,9 persen. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

38 mins ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

48 mins ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

2 hours ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

2 hours ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

3 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

3 hours ago