Managing Director UFS Gemita Pasaribu
Jakarta – Penurunan jumlah kelas menengah dan daya beli masyarakat belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan, terutama dalam bisnis produk makanan yang bergantung pada anggaran masyarakat.
Namun, Managing Director Unilever Food Solutions (UFS), Gemita Pasaribu mengungkapkan, fenomena tersebut tak serta merta mengurangi kebutuhaan masyarakat akan makanan.
Pada kenyataannya, kata dia, masyarakat justru melakukan penyesuaian pengeluaran anggaran untuk kebutuhan makanan.
Baca juga : Bambang Brodjonegoro: Transisi Energi Berpotensi Tarik Investasi ke RI
“Kan ada fenomena makan tabungan dan segala macam, jadi memang banyak rasionalisasi yang dilakukan oleh para penikmat kuliner,” ujarnya, ketika ditemui media, di Jakarta, Senin, 4 November 2024.
Menurutnya, ada berbagai jenis makanan yang rela dikorbankan oleh konsumen demi menyesuaikan pengeluaran mereka, termasuk mengurangi frekuensi pembelian.
Mita, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa fenomena ‘makan tabungan’ tidak bedampak signifikan pada kinerja perusahaan, meskipun ia tidak merinci persentase pertumbuhan tahunan.
“Secara keseluruhan bisnis kita itu growth healthy. Kita on the track untuk semua rencana,” pungkasnya.
Baca juga : Unilever Food Solutions Perkenalkan 5 Tren Kuliner 2024 untuk Bisnis Horeka di Indonesia
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa meskipun daya beli menurun, pengeluaran kelas menengah untuk kebutuhan makanan tetap tinggi.
Dalam sepuluh tahun terakhir, pengeluaran kelas menengah untuk makanan mencapai hampir 50 persen. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More