Poin Penting
- Kredivo menargetkan porsi pembiayaan produktif hingga 20 persen pada akhir 2025, didorong oleh peluncuran produk business loan
- Saat ini pembiayaan produktif Kredivo hampir mencapai 20 persen, sementara 80% masih didominasi sektor konsumtif
- OJK terus mendorong peningkatan pembiayaan produktif di industri pindar, dengan target 40–50 persen pada 2025–2026 dan 70 persen pada 2028.
Jakarta – PT Kredivo Finance Indonesia (Kredivo) membidik pembiayaan ke sektor produktif hingga 20 persen. Hal ini sejalan dengan bisnis loan yang telah diluncurkan perusahaan.
“Kita lagi mengusahakan meraih 20 persen (produktif) karena kita juga sudah ngeluarin bisnis loan juga sekarang,” kata Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo dalam acara Media Workshop “KrediCourse” di Jakarta, Selasa, 2 Desember 2025.
Ia mengakui, saat ini penyaluran pembiayaan ke sektor produktif sudah mendekati 20 persen. Sedangkan 80 persen pembiayaan masih didominasi sektor konsumtif.
Dengan adanya bisnis loan tersebut, dia berharap bisa menggenjot porsi penyaluran produktif yang ditargetkan pada akhir 2025.
Baca juga : Tumbuh Signifikan, Pembiayaan Produktif Pindar Tembus Rp31,37 T per September 2025
Menurutnya, bisnis loan sendiri berbeda dengan pinjaman tunai yang diperuntukan untuk perorangan. Sebaliknya, bisnis loan memiliki size (pembiayaan) yang lebih besar.
“Kalau bisnis loan bisa lebih besar, tapi dia harus provide beberapa dokumen. Size yang lebih tinggi dengan bunga yang lebih rendah,” tandasnya.
Saat ini bunga yang ditawarkan Kredivo untuk pembiayaan 1 dan 3 bulan adalah nol persen. Sementara itu, transaksi cicilan 6 dan 12 bulan akan dikenakan bunga senilai 2,6 persen per bulan.
Baca juga : AdaKami Belum Mau Beralih ke Pembiayaan Produktif, Ini Alasannya
Diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong industri pinjaman daring (pindar) menyalurkan pendanaan ke sektor produktif.
Saat ini penyaluran pendanaan untuk sektor produktif tercatat masih di bawah 50 persen. Adapun pada 2028, OJK menargetkan penyaluran di sektor ini mencapai 70 persen
Sementara itu, dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) 2023–2028, porsi pendanaan produktif ditargetkan sebesar 40 persen-50 persen dalam rentang 2025-2026.
Adapun per September 2025, nilai pembiayaan pindar kepada sektor produktif atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai Rp31,37 triliun per September 2025. (*)
Editor: Galih Pratama









