Jakarta – Majelis Hakim Niaga Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan memutus perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) telah memutuskan pengesahan (homologasi) rencana perdamaian PT Tiphone Mobile Indonesia, Tbk., PT Telesindo Shop, PT Simpatindo Multi Media, PT Perdana Mulia Makmur dan PT Poin Multi Media Nusantara.
Oleh karenanya, rencana perdamaian yang telah di homologasi tersebut telah sah mengikat dan efektif antara Para Debitur dan Para Kreditur. Dengan demikian PKPU terhadap PT Tiphone Mobile Indonesia, Tbk. Dkk telah berakhir dan perseroan akan beroperasi normal dengan tetap menjalankan perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi tersebut.
Para kreditur PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) pun menyetujui usulan perdamaian yang diajukan TELE terkait dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang saat ini sedang berproses di pengadilan. Adapun voting terhadap Proposal Perdamaian tersebut diputuskan dalam rapat kreditur yang diselenggarakan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin, 04 Januari 2021.
“Para kreditur yang hadir dalam pertemuan hari ini telah melakukan voting dan total suara yang setuju dengan Proposal Perdamaian tersebut mencapai 100%. Para kreditur tersebut terdiri dari perbankan, pemegang obligasi, kreditur utang dagang dan kreditur lainnya,” ujar Corporate Secretary TELE, Semuel Kurniawan.
TELE sebelumnya telah secara resmi mengajukan skema perdamaian dengan para keditur terdaftar dan menawarkan proposal pembayaran kewajiban dengan para kreditur agar usaha Perseroan tetap dapat berjalan normal. Dengan persetujuan perdamaian ini, TELE dapat fokus untuk melanjutkan kegiatan usahanya di bidang telekomunikasi, sehingga dapat memberikan keuntungan kepada para kreditur dan pemegang saham.
“Kami akan bangkit ke depan untuk meneruskan bisnis yang sudah ada. Kami percaya peluang bisnis telekomunikasi di tengah pandemi ini sangat potensial khususnya untuk layanan data. Hal ini karenakan saat ini TELE telah mendapatkan dukungan penuh dari Telkomsel dan TELE sudah memiliki jaringan bisnis yang sudah in-place sehingga kedepannya dapat digunakan untuk mengkapitalisasi pertumbuhan digital telecommunication di Indonesia,” katanya.
Saat ini, kelangsungan usaha dan operasi TELE masih berjalan dengan stabil. Menurut Semuel, TELE akan bersifat kooperatif dan akan tetap berkomitmen untuk memenuhi semua tanggung jawab finansial perseroan kepada para kreditur. (*)
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memperluas layanan BI FAST dengan menghadirkan fitur transaksi kolektif (bulk… Read More
Jakarta – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) anjlok 24,24 persen atau terkena… Read More