Poin Penting
- Kredit Bank Mandiri naik 13,1% menjadi Rp1.452 triliun.
- DPK tumbuh 15,9% dengan aset mencapai Rp2.120 triliun.
- NPL terjaga di 0,99%, menegaskan intermediasi solid.
Jakarta – Pergerakan likuiditas domestik yang semakin stabil pada akhir 2025 membuka ruang ekspansi bagi beragam sektor industri serta peluang pertumbuhan di berbagai segmen usaha.
Kondisi tersebut tecermin dari pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) yang meningkat 8,3 persen secara tahunan per November 2025, berdasarkan data Bank Indonesia (BI).
Pertumbuhan likuiditas tersebut sejalan dengan akselerasi penyaluran kredit perbankan serta meningkatnya dana masyarakat yang tersimpan dalam sistem keuangan domestik.
Kondisi itu memberikan ruang bagi perbankan untuk menjaga momentum pertumbuhan secara lebih terukur menjelang penutupan tahun buku 2025.
Baca juga: Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra
Hal serupa juga tecermin pada kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai mitra strategis pemerintah, yang tetap mencatatkan kinerja solid dengan fundamental bisnis yang terjaga.
Berdasarkan laporan keuangan bank only per akhir November 2025, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 13,1 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp1.452 triliun.
Capaian tersebut berada di atas rata-rata industri pada periode yang sama dan mencerminkan efektivitas strategi pertumbuhan yang dijalankan secara disiplin dan terukur.
Selain itu, pertumbuhan kredit berjalan seiring dengan penguatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 15,9 persen YoY menjadi Rp1.584 triliun.
Aset dan Ketahanan Bisnis Terjaga
Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan DPK, total aset Bank Mandiri (bank only) per November 2025 tercatat mencapai Rp2.120 triliun atau tumbuh 14,6 persen secara tahunan.
Kinerja tersebut menegaskan ketahanan model bisnis Bank Mandiri di tengah dinamika global, termasuk volatilitas pasar keuangan, normalisasi likuiditas, serta penyesuaian arah suku bunga sepanjang 2025.
Baca juga: Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026
Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini menyampaikan, konsistensi kinerja tersebut merupakan hasil dari strategi pertumbuhan yang dijalankan secara disiplin dan terukur.
“Bank Mandiri menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan penguatan fundamental. Pengalaman menghadapi berbagai siklus ekonomi menjadi landasan kami dalam memperkuat manajemen risiko, permodalan, serta kesiapan operasional,” ujar Novita dalam keterangan resminya, Minggu, 28 Desember 2025.
Ia menegaskan, arah kebijakan bisnis tetap diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
“Kami melihat prospek ekonomi nasional yang tetap terjaga sebagai peluang untuk mempertahankan kinerja yang solid. Target kami menjaga pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga tetap berada pada level dua digit hingga akhir 2025, dengan kualitas aset yang terus terjaga,” jelasnya.
Baca juga: Bank Mandiri Bagikan Dividen Interim Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya
Momentum positif juga tecermin pada kualitas aset. Rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri tercatat 0,99 persen per November 2025 dan menunjukkan perbaikan yang konsisten, didukung oleh tingkat pencadangan yang memadai dengan coverage ratio mencapai sekitar 260 persen.
Kualitas aset yang terjaga tersebut mendorong penurunan beban pencadangan sebesar 36 persen secara tahunan, yang secara langsung memberikan ruang bagi penguatan kinerja yang berkelanjutan.
Novita menegaskan bahwa fokus perseroan ke depan tetap pada keberlanjutan kinerja jangka panjang.
“Fokus Bank Mandiri tetap pada keberlanjutan kinerja jangka panjang. Dengan fundamental bisnis yang terjaga, kami optimistis dapat mempertahankan kinerja yang solid hingga akhir tahun sekaligus menyiapkan basis pertumbuhan yang sehat untuk periode berikutnya melalui penguatan strategi bisnis dan digitalisasi, serta likuiditas, kualitas aset, dan permodalan yang berada pada level yang memadai,” pungkas Novita. (*)










