Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Oktober 2023 kredit tumbuh tipis sebesar 8,99 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan September 2023 sebesar 8,96 persen atau menjadi Rp6.903 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menyebutkan pertumbuhan tersebut ditopang oleh kredit investasi sebesar 10,22 persen yoy.
“Di sisi kepemilikan, pertumbuhan kredit terbesar tercatat dari Bank BUMN yang tumbuh sebesar 11,76 persen yoy,” ujar Dian dalam konferensi pers RDK, Senin 4 Desember 2023.
Baca juga: BI Proyeksikan Kredit 2024 Capai 12 Persen dan Tumbuh 13 Persen di 2025
Dia pun menjelaskan secara tahunan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2023 menjadi 3,43 persen yoy, menurun dibandingkan dengan September 6,54 persen yoy atau menjadi sebesar Rp8.199 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada SDeposito sebesar 5,66 persen yoy.
Selanjutnya, likuiditas industri perbankan pada Oktober 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas jauh diatas level kebutuhan pengawasan.
Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) naik masing-masing menjadi 117,29 persen dibandingkan September 2023 yang sebesar 115,37 persen dan 26,36 persen dibandingkan September 2023 sebesar 25,83 persen.
Baca juga: BCA Optimistis Kredit Bakal Moncer Setelah Pemilu 2024
“Namun, tetap jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” jelasnya.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77 persen, atau setara dengan September 2023 sebesar 0,77 persen dan NPL gross sebesar 2,42 persen dibandingkan September 2023 sebesar 2,43 persen. (*)
Editor: Galih Pratama