Kredit Perbankan Diproyeksi Tumbuh 9,9% di 2022, Waspadai Risikonya

Kredit Perbankan Diproyeksi Tumbuh 9,9% di 2022, Waspadai Risikonya

Jakarta – Bank Mandiri memproyeksikan penyaluran kredit perbankan hingga akhir tahun akan tumbuh pada kisaran 9,9%. Hal ini, sejalan dengan terus membaiknya perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 5,44% pada triwulan II-2022 secara tahunan.

Namun demikian, di tengah pertumbuhan kredit yang positif, terdapat risiko yang dapat menahan laju pertumbuhan kredit hingga akhir tahun. Adapun, risiko-risiko tersebut salah satunya dampak dari kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang dikhawatirkan memicu lonjakan inflasi.

“Faktor risiko ke depan yang dapat menekan pertumbuhan kredit adalah tekanan inflasi yang meningkat terutama akibat kenaikan harga BBM, kenaikan suku bunga, dan kemungkinan koreksi harga-harga komoditas,” ujar Dendi Ramdani, Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri dikutip, Senin, 12 September 2022.

Kondisi tersebut, tentunya akan mendorong terjadinya risiko kredit perbankan. Kendati begitu, pertumbuhan kredit secara yoy masih tetap tumbuh. Meski, akselerasi pertumbuhan kredit perbankan melambat.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) terbaru, secara yoy, kredit perbankan pada Mei 2022 tumbuh sebesar 9,0% yoy, dengan nilai total kredit sebesar Rp6.012,4 triliun. Sedangkan, secara month-over-month (mom), kredit pada Mei 2022 tumbuh sebesar 0,5%, melambat dibandingkan April 2022 yang meningkat sebesar 2,0%.

“Secara year-to-date (ytd), pertumbuhan kredit per Mei 2022 sebesar 4,2%, lebih tinggi dibandingkan April 2022 yang sebesar 3,7%. Kredit tumbuh positif sejak Juni 2021 dan terus terakselerasi dalam sembilan bulan terakhir secara berturut-turut,” jelas Dendi.

Sementara itu, per Mei 2022 Non Performing Loan (NPL) perbankan masih relatif stabil. Tercatat per Mei 2022 NPL sebesar 3,04%, tidak jauh berubah dibandingkan Maret 2022 yang sebesar 3,00%.

“NPL tertinggi pada Mei 2022 adalah sektor perikanan sebesar 6,31%, bergeser dari sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 5,69% yang sebelumnya selalu menempati posisi tertinggi,” rinci Dendi.

Selanjutnya, NPL tertinggi adalah industri pengolahan yaitu 4,83%, perdagangan besar dan eceran 4,33%, dan konstruksi 4,00%. Kemudian, NPL dari sisi kelompok kredit rumah tangga meningkat dari 1,80% pada April 2022 menjadi 1,88% pada Mei 2022.

Baca juga: Kredit Perbankan Tumbuh 10,71% di Juli 2022, OJK Waspadai Sektor Komoditas

“NPL tertinggi kredit rumah tangga per Mei 2022 masih pada kredit untuk pemilikan ruko atau rukan sebesar 5,09%, diikuti kredit untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 2,34%,” tambahnya.

Dari sisi keyakinan konsumen, masih relatif kuat tercermin pada kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2022 menjadi sebesar 124,7, lebih tinggi dibandingkan IKK Juli 2022 sebesar 123,2. “Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih relatif optimis terhadap arah pertumbuhan ekonomi ke depan,” pungkasnya. (*) Irawati

Related Posts

News Update

Top News