Ilustrasi: Risiko kredit macet. (Foto: istimewa)
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis data kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) gross pada Mei 2025 mengalami kenaikan menjadi 2,29 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,24 persen.
Kenaikan kredit macet tersebut terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan kredit pada Mei 2025 yang hanya naik 8,43 persen secara year-on-year (YoY), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 12,15 persen.
Di sisi lain, posisi Loan at Risk (LAR) juga tercatat naik ke level 9,93 persen pada Mei 2025, dari 9,92 persen pada April 2025. Posisi NPL dan LAR ini merupakan yang tertinggi sejak awal 2025.
Baca juga: Anak Muda Dominasi Kredit Macet, Kredivo Tingkatkan Manajemen Risiko
Manajemen Panin Sekuritas mencermati bahwa kenaikan NPL dan LAR ke posisi tertinggi itu mengindikasikan meningkatnya risiko kredit sejak awal 2025, seiring tekanan likuiditas dan lemahnya daya beli masyarakat.
“Di sisi lain, kami melihat pelemahan kualitas kredit juga ditopang oleh NPL sektor rumah tangga yang naik ke level 2,43 persen dari April 25 2,33 persen dan juga NPL KPR yang meningkat ke level 3,24 persen dari April 2025 3,13 persen,” ujar Manajemen dalam risetnya di Jakarta, Senin, 7 Juli 2025.
Sehingga ke depannya, perbaikan kualitas kredit akan dipengaruhi oleh arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI), serta keberlanjutan stimulus fiskal yang diharapkan mampu mendorong daya beli masyarakat.
Baca juga: Pemerintah-DPR Sepakati Asumsi Makro Akhir 2025, Ini Rinciannya
Adapun suku bunga BI masih kembali ditahan pada posisi 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Juni 2025. Sementara suku bunga deposite facility berada di level 4,75 persen dan suku bunga lending facility di posisi 6,25 persen.
Selain itu, BI juga terus mendorong agar suku bunga kredit perbankan menurun, sehingga penyaluran kredit atau pembiayaan dapat kembali meningkat guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah tersebut dilakukan melalui penguatan respons kebijakan moneter, termasuk dengan mengoptimalkan strategi operasi moneter pro pasar. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Danantara Indonesia dan BP BUMN mengerahkan 1.066 relawan serta 109 armada truk melalui… Read More
Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More
Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More
Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More
Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More
Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More