Melihat kondisi tersebut, dirinya meminta agar regulasi terkait baik BI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat mengeluarkan kebijakan agar pertumbuhan kredit perbankan dapat tumbuh lebih lagi. Sehingga akan menopang perekonomian nasional.
“Fokus kebijakannya diiutamakan mendorong permintaan (demand) dulu agar kredit perbankan tumbuh. Demand harus ada. Misal GWM diturunkan lagi tapi demand-nya belum ada. Jadi itu yang harus dipikirkan. Bagaimana mendorong permintaan,” ucapnya.
Perlambatan pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) yang sejalan dengan masih melambatnya kredit produktif. Hingga Agustus 2016 penyaluran KMK sebesar Rp1.933 triliun, sedangkan KI sebesar Rp1.050 triliun.
(Baca juga : BI Perkirakan Tahun Ini Kredit Tumbuh 9,2%)
Untuk pertumbuhan KMK sendiri, pada Agustus 2016 hanya mampu tumbuh 4,5% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 5,8%. Kemudian, KI pada Agustus 2016 hanya tumbuh 9,5%, jika dibandingkan Juli 2016 yang tumbuh sebesar 10,4%. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjalin kolaborasi strategis dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp327,3… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memperluas layanan BI FAST dengan menghadirkan fitur transaksi kolektif (bulk… Read More
Jakarta – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) anjlok 24,24 persen atau terkena… Read More
Jakarta - Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Jakarta sekaligus Anggota Dewan Komisioner… Read More