Kredit Korporasi Diprediksi Masih Tumbuh Positif

Kredit Korporasi Diprediksi Masih Tumbuh Positif

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan kebutuhan pembiayaan korporasi pada Mei 2023 terindikasi tetap tumbuh positif meski tidak setinggi bulan sebelumnya. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,5% lebih rendah dari SBT 19,8% pada April 2023 yang didorong oleh sektor jasa keuangan.

Namun demikian menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, terjadi perlambatan yang dialami terutama pada sektor pertambangan, dan penurunan yang terjadi pada sektor perdagangan dan sektor Infokom.

“Perlambatan yang terjadi merupakan dampak penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik dan ekspor, serta penundaan sejumlah rencana investasi,” ujar Erwin dalam keterangannya, Selasa 20 Juni 2023.

Responden menginformasikan bahwa kebutuhan pembiayaan pada periode laporan terutama masih dipenuhi dari dana sendiri dengan pangsa 56,7% yang lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, diikuti oleh pembiayaan yang bersumber dari penambahan pinjaman ke perbankan dalam negeri dengan pangsa 11,5% yang meningkat dibanding bulan sebelumnya.

“Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik terindikasi melambat dengan pangsa 7,7% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana 81,7% dan biaya suku bunga yang lebih murah 14,4%,” jelas Erwin.

Kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan yang akan datang, yaitu pada Agustus 2023 diprakirakan tetap tinggi meski tidak setinggi pertumbuhan pada periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT 23,2% yang lebih rendah dibandingkan dengan SBT 29,0% pada bulan sebelumnya.

Pertumbuhan pembiayaan korporasi tersebut diprakirakan terjadi pada sektor konstruksi, sektor pertambangan, dan sektor pertanian, sebagai dampak permintaan dari mitra dagang sebesar 38, 1% yang masih lemah, serta pesimisme akan peningkatan permintaan masyarakat sebesar 19,0%.

Sementara itu, pada Mei 2023, permintaan pembiayaan oleh rumah tangga melalui utang atau kredit terpantau sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari pangsa responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit pada Mei 2023 sebesar 10,7% dari total responden, sedikit meningkat dibandingkan dengan 10,0% pada bulan sebelumnya.

“Sumber utama pemenuhan pembiayaan rumah tangga pada Mei 2023 berasal dari pinjaman bank umum dengan pangsa sebesar 42,7%, sedikit meningkat dibandingkan 41,9% pada bulan sebelumnya. Alternatif sumber pembiayaan lainnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan rumah tangga, yaitu koperasi dan leasing, dengan pangsa masing-masing sebesar 18,3% dan 16,2%,” pungkasnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, mayoritas pembiayaan yang diajukan oleh responden rumah tangga pada Mei 2023 adalah Kredit Multi Guna (KMG) dengan pangsa sebesar 44,2% dari total pengajuan pembiayaan baru. Jenis pembiayaan lainnya yang diajukan oleh responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan pangsa 20,1%, kredit peralatan rumah tangga 14,6%, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) 8,6%, dan kartu kredit 4,7%.

“Berdasarkan hasil survei periode Mei 2023, terjaganya permintaan kredit rumah tangga terutama didukung ole peningkatan pengajuan kredit peralatan rumah tangga, KKB, dan KPR yang terindikasi meningkat,” imbuhnya.

Sementara itu, menurut tingkat pengeluaran responden, mayoritas pengajuan pembiayaan pada Mei 2023 dilakukan oleh rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp3-5 juta per bulan, yaitu sebesar 45,1% dari total pengajuan, sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

Demikian pula pengajuan dari rumah tanga dengan tingkat pengeluaran Rp1-3 juta per bulan terpantau menurun dengan pangsa sebesar 35,2%. Di sisi lain, permintaan pembiayaan olen rumah tangga dengan tingkat pengeluaran di atas Rp5 juta terpantau meningkat dibandingkan April 2023 dengan pangsa sebesar 19,7%.

Kemudian, rencana penambahan pembiayaan oleh rumah tangga ke depan diprakirakan menurun. Hal ini terindikasi dari responden yang berencana melakukan penambahan pembiayaan ke depan sebesar 4,7% pada Mei 2023, menurun dibandingkan 6,6% pada bulan sebelumnya.

Pada rencana pengajuan pembiayaan ke depan, bank umum diprakirakan masih menjadi sumber utama pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan utang/kredit dengan pangsa 55,1%, terpantau relatif stabil dibandingkan dengan hail survei periode sebelumnya dengan pangsa 53,8%.

“Sumber pembiayaan lainnya yang dipilih responden rumah tangga untuk memenuhi pembiayaan ke depan adalah leasing dengan pangsa 13,7%, dan koperasi dengan pangsa 13,3%,” katanya.

Pada Mei 2023, jenis pembiayaan yang paling banyak diajukan oleh responden rumah tangga pada periode ke depan adalah KMG dengan pangsa 52,5%, meningkat dibandingkan April 2023 dengan pangsa 49,8%.

Pengajuan KPR dan kartu kredit diprakirakan meningkat di masa mendatang dengan pangsa sebesar 16,0% dan 2,1%. Di sisi lain, pengajuan pembiayaan KKB dan kredit peralatan rumah tangga dengan pangsa masing-masing sebesar 18,1% dan 6,4% diprakirakan melambat di masa mendatang.

“Pada 3 bulan mendatang, mayoritas jenis pembiayaan yang akan diajukan oleh rumah tangga adalah KMG dengan pangsa 68,0%, relatif stabil dibandingkan hasil survei bulan sebelumnya dengan pangsa 68,1%.“Sementara itu, kebutuhan terhadap kredit peralatan rumah tangga dengan pangsa 6%, dan KKB dengan pangsa 10% diprakirakan sedikit menurun. Di sisi lain, KPR dengan pangsa 12% diprakirakan meningkat pada 3 bulan mendatang,” tutupnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News