Jakarta – Sejalan dengan pemulihan ekonomi yang semakin baik, penyaluran kredit pun semakin meningkat, termasuk di sektor KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan, data per April 2022 permintaan KPR meningkat sebesar 10,4% dan KPA sebesar 13,8%. Namun, bank diminta tetap perlu mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga BI yang akan mempengaruhi pertumbuhan KPR.
“Jadi memang kita lihat bahwa sejalan dengan aktivitas ekonomi meningkat dan dari sisi perbankan penggunaan dananya pun lebih untuk penyaluran kredit semakin meningkat,” ujar Josua Pardede, di Jakarta, Rabu 10 Agustus 2022.
Josua menjelaskan, dari sisi supply penyaluran kredit perbankan juga semakin baik, sehingga ini mendukung pertumbuhan kredit di tahun ini yang diperkirakan oleh Bank Indonesia akan tumbuh di kisaran 9% sampai 11% yoy.
Meski ada perkiraan suku bunga acuan akan naik, namun kata dia, sampai akhir tahun 2022 penyaluran kredit properti masih akan tumbuh positif.
“Mungkin sampai akhir tahun masih akan tetap positif artinya tidak akan langsung terjadi perlambatan. Meskipun kita mengasumsikan bahwa BI menaikan suku bunga setidaknya 75 bps. Misalkan dari 3,5% hingga akhir tahun menjadi 4,25%, kenaikan tersebut tidak serta merta langsung mempengaruhi, karena masing-masing perbankan memiliki likuiditas yang berbeda,” ucap Josua.
Baca juga : Penyaluran KPR FLPP Bank BTN Sudah Capai 70.000 Unit
Dengan Bank Indonesia menaikan suku bunganya, maka diharapkan akan memberikan dampak pada perekonomian, sejalan juga dengan tingkat inflasi yang tinggi dan juga dampak perekonomian global yang belum menentu.
“Perlu dicermati untuk prospek pertumbuhan ekonomi tahun depan karena dampak dari potensi kenaikan suku bunga acuan BI ini akan lebih terlihat di tahun depan,” pungkasnya. (*) Irawati