Jakarta – Standar Chartered Bank Indonesia memperkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 masih akan bertahan di atas konsesus, yaitu sebesar 5,1%, dimana perkiraan tersebut sejalan dengan hasil produk domestik bruto (PDB) kuartal I yang lebih kuat dari perkiraan awal.
Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra mengatakan, bahwa hingga saat ini konsumsi rumah tangga naik tipis sebesar 4,5% secara yoy dan pertumbuhan investasi melambat menjadi 2%, sementara pertumbuhan ekspor masih relatif kuat di tingkat 12%.
“Kami perkirakan konsumsi domestik akan terus meningkat di semester kedua, dengan didorong oleh inflasi yang rendah, aktivitas perekonomian yang kembali normal, serta peningkatan belanja pemilu,” ucap Aldian dikutip, 21 Juli 2023.
Di samping itu, Standard Chartered juga menurunkan perkiraan rata-rata inflasi tahun 2023 untuk Indonesia menjadi 3,9% dari sebelumnya 4,1%, dimana hal itu telah mencerminkan inflasi secara ytd yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga ekspektasi Standard Chartered terkait inflasi makanan akan relatif stabil.
Sebagai informasi, inflasi makanan telah berhasil menurun jadi 1,2% yoy di Juni dari tingkat tertinggi secara ytd sebesar 7,6% pada Februari yang dibantu oleh koordinasi antara bank sentral dan pemerintah untuk mempertahankan persediaan makanan yang memadai dan terus meningkatkan logistik.
Selain itu, pertumbuhan di kawasan ASEAN dinilai masih tetap sehat meskipun sedikit terjadi perlambatan, hal tersebut dikarenakan belum adanya dampak positif dari dibukanya kembali China.
Sehingga, Standard Chartered telah memperkirakan beberapa perekonomian ASEAN termasuk Vietnam, Indonesia, dan Filipina akan tumbuh lebih dari 5% di tahun 2023, sementara Thailand dan Malaysia diperkirakan tumbuh di atas 4%. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra