Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan ekonomi Indonesia masih akan tertekan hingga akhir tahun lantaran konsumsi masyarakat yang belum bangkit hingga kuartal II 2020.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga turun hingga minus 5,51% di kuartal II-2020 sehingga membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan -5,32% di kuartal II-2020.
“Dengan sitausi ini kita lihat kondisi outlook ekonomi kita untuk keseluruhan 2020 downsiderisknya makin berasa, artinya kemungkinan ekonomi berakhir negatif keseleurhan tahun di 2020,” kata Sri Mulyani saat paparan APBN Kita melalui video conference di Jakarta, Selasa 25 Agustus 2020.
Menurutnya, konsumsi masyarakat masih perlu dipacu agar mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat agar mampu menopang pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun.
Meski begitu, dirinya menyebut bahwa Pemerintah masih tetap optimis ekonomi RI di sepanjang 2020 diperkirakan berada pada kisaran minus 1,1% hingga positif 0,2% meski diakuinya sangatlah berat.
Sri Mulyani menambahkan, hingga saat ini Pemerintah masih memiliki waktu hingga 1,5 bulan guna menggerakan konsumsi masyarakat di kuartal ketiga untuk mendorong ekonomi.
“Ini artinya konsumsi harus kembali ke zona pertumbuhan positif terutama kuartal ketiga dan kuartal keempat diakui ini cukup berat karena konsumis di kuartal ketiga belum pulih seperti yang kitaharapkan dan kita masih punya waktu 1,5 bulan,” tukas Sri Mulyani. (*)
Editor: Rezkiana Np