Jakarta – Dalam mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia di berbagai sektor termasuk sektor pariwisata, PT Bank Central Asia (BCA) sebagai bagian dari perbankan nasional senantiasa menghadirkan program-program unggulan untuk pembangunan negeri. Program desa wisata menjadi salah satu program untuk kemajuan pariwisata dan perekonomian di Indonesia, yang juga dapat misi pembangunan berkelanjutan berlandaskan pilar Environmental, Social & Governance (ESG).
“Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia selama dua tahun lebih, tentu telah mendorong berbagai perubahan, tidak terkecuali terhadap desa wisata binaan Bakti BCA untuk dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada. Melalui program desa wisata, BCA senantiasa memberikan pendampingan dan memberikan wadah kepada masyarakat untuk mengembangkan pariwisata yang menarik dan dapat beradaptasi dengan keadaan,” ujar Inge Setiawati, Executive Vice President CSR BCA, dikutip Rabu, 3 Agustus 2022.
Inge menyatakan, pendampingan dan pelatihan senantiasa BCA hadirkan untuk mendorong kreativitas dan inovasi dari segenap pengurus desa wisata. Pada kesempatan ini, BCA juga memperkenalkan 3 desa wisata binaan yang baru yaitu Desa Wisata Bilebante, Desa Wisata Taro dan Desa Wisata Keloebi.
Selain itu, para perwakilan desa wisata berkesempatan untuk melatih jiwa leadership dan teamwork sebagai modal penting untuk menciptakan sumber daya manusia desa wisata yang unggul, serta dibekali pengetahuan mengenai pentingnya untuk dapat memikat wisatawan dan strategi dalam menciptakan inovasi wisata melalui pelatihan customer stickiness “Wisatawan Lengket Pendapatan Meroket”.
“Ini merupakan bentuk tanggungjawab dan komitmen kami kepada masyarakat untuk membina dan memberikan kesempatan kepada desa wisata berkembang menjadi desa yang adaptif dan memiliki daya saing,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, melalui pilar Solusi Bisnis Unggul, kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) BCA telah membina UMKM, komunitas dan desa yang memiliki potensi pariwisata dan edukasi budaya. Saat ini, terdapat 15 desa wisata binaan Baki BCA yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
“Kami yakin bahwa hal ini dapat memberikan kesadaran para pengurus desa wisata binaan Bakti BCA mengenai pentingnya mengembangkan program wisata yang sustainable. Hal ini dapat membantu misi BCA untuk mempercepat pembangunan yang berkelanjutan yang berlandaskan pilar-pilar Environmental, Social & Governance (ESG),” tutup Inge. (*) Irawati.