Ekonomi Digital

Kolaborasi jadi Kunci Tingkatkan Keamanan di Era Transaksi Digital

Jakarta – Menjamurnya e-commerce dan fintech di Indonesia menunjukkan pesatnya transformasi digital. Namun, keamanan dalam melakukan transaksi digital masih sering diabaikan oleh sebagian masyarakat bahkan penyedia jasa keuangan. Perlu kolaborasi semua pihak supaya terwujud transaksi digital yang aman.

Ilya Avianti, Guru Besar Akuntansi Universitas Padjajaran menjelaskan, bahwa terdapat tiga komunitas digital yang besar dalam masyarakat, yaitu digital safety advocates, digital safety unconcern, dan digital safety pragmatics. Menurutnya, digital safety pragmatics memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan komunitas yang lain.

Ada 70% masyarakat yang terkadang mereka perhatian mengenai keamanan bertransaksi secara digital dan terkadang mereka tidak peduli dengan hal tersebut. Ini dikarenakan mereka rasa risiko pengumpulan data dalam memulai suatu transaksi digital tidak melebihi manfaat yang didapatkan,” ujar Ilya dalam webinar “Digital Governance: Prasyarat untuk Mendukung Transformasi Digital” yang diadakan OJK Institute, Kamis, 11 Agustus 2022.

Hal ini, tambahnya, menjadi tantangan bagi pemerintah dan penyedia jasa keuangan untuk terus memerhatikan dan meningkatkan keamanan dari produk yang dikeluarkan.

“Bisnis ini harus aman karena mengandung kepercayaan dari pelanggan. Bisnis ini harus bertanggung jawab dengan keamanan layanan yang diberikan. Kita harus me-maintenance data-data yang terhimpun,” kata Ilya.

Maka dari itu, penting juga bagi penyedia jasa keuangan untuk membangun kepercayaan nasabah. Terdapat tiga aspek yang memengaruhi kepercayaan tersebut, pertama, meningkatkan transparansi dalam transaksi, kedua, memperkuat etika dan tanggung jawab, ketiga, membangun privasi dan kontrol terhadap data-data nasabah yang ada pada layanan digital.

“Kita harus membangun sistem yang tidak terlihat secara langsung namun bisa dirasakan,” jelasnya lagi.

Selain memerhatikan risiko dan meningkatkan kepercayaan, pemerintah, penyedia jasa keuangan, dan masyarakat harus berkolaborasi serta saling mengkoordinir satu sama lain untuk mewujudkan keamanan digitalisasi pada sektor perbankan dan keuangan.

Baca juga : Mahendra OJK: Pandemi jadi Pendorong Digitalisasi Keuangan

“Saya menekankan digital governance itu mengakselerasi keamanan digital. Evaluasi, direct, dan monitoring harus dilakukan setiap organisais terkait, harus saling berinteraksi dan kolaborasi itu harus jalan,” tutup Ilya. (*) Fatin

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

10 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

10 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

11 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

12 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

13 hours ago