Kolaborasi dengan MUFG, Danamon Cetak Laba Rp4,07 Triliun di 2019

Kolaborasi dengan MUFG, Danamon Cetak Laba Rp4,07 Triliun di 2019

Jakarta – PT Bank Danamon Indonesia Tbk, membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp4,07 triliun pada tahun 2019, atau tumbuh 4% bila dibandingkan dengan laba bersih di tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Danamon Yasushi Itagaki mengatakan, pertumbuhan NPAT ini dikontribusikan oleh penuntasan transaksi penjualan 70% kepemilikan saham di PT Asuransi Adira Dinamika Tbk anak perusahaan Bank Danamon yang bergerak di segmen asuransi umum, kepada Zurich Insurance Company Ltd, perusahaan asuransi umum terkemuka di dunia.

Hasil dari penjualan kepemilikan saham Asuransi Adira ini akan dialokasikan untuk memperkuat perusahaan termasuk infrastruktur kami, peningkatan kualitas layanan nasabah, dan potensi penambahan pendapatan kepada pemegang saham Bank Danamon. Pertumbuhan laba bersih ini juga didorong oleh fokus Bank pada mesin pertumbuhan kunci, yaitu kredit pada segmen Enterprise Banking dan Consumer Mortgage serta pembiayaan kendaraan bermotor.

“Tahun pertama investasi MUFG membawa beberapa tonggak sejarah baru bagi Bank Danamon, dari tuntasnya penggabungan usaha dengan Bank Nusantara Parahyangan (Bank BNP), mencapai persyaratan modal untuk menjadi bank BUKU IV, sampai dengan penjalinan kemitraan dengan berbagai institusi terkemuka. Pencapaian dan tonggak sejarah ini menjadi awal dari kebangkitan Danamon yang baru. Kedepannya, kami akan terus menumbuhkan bisnis kami, membangun pondasi kuat melalui pengembangan branding, sumber daya manusia, dan infrastruktur digital perusahaan, serta meningkatkan kolaborasi dengan MUFG,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.

Menurutnya, melalui pendekatan yang berpusat pada nasabah, pihaknya memastikan semua inisiatif yang dilakukan memperhatikan kepentingan nasabah.

“Tahun lalu, kolaborasi dengan MUFG menghasilkan ajang Business Matching pertama kami, dimana kami mempertemukan hampir 80 nasabah korporasi dari Jepang, Indonesia, dan negara-negara Asia Tenggara untuk saling memperluas jejaring serta membuka peluang ekspansi bisnis. Tahun lalu Danamon juga mencetak peningkatan penggunaan layanan digital kami, dengan lebih dari 94% transaksi perbankan dilakukan melalui layanan digital. Sementara itu, D-Bank, aplikasi mobile banking Danamon dimana pengguna aplikasi dapat membuka tabungan tanpa harus pergi ke cabang, berkontribusi 13% dalam hal pendaftaran nasabah baru,” tambah Yasushi.

Dia mengungkapkan, pertumbuhan laba bersih juga ditopang oleh kredit di segmen enterprise banking yang terdiri dari segmen perbankan korporasi, perbankan komersial dan institusi keuangan atau EB & FI naik 6% menjadi Rp44 triliun. Segmen Perbankan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencatatkan pertumbuhan sebesar 1% dari tahun sebelumnya menjadi Rp31,5 triliun. Sementara kredit Consumer Mortgage tumbuh 16,3% menjadi Rp9,1 triliun.

Sementara itu, untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 7% secara setahunan menjadi Rp 54,8 triliun di tengah perlambatan pada industri otomotif. Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 5% menjadi Rp143,8 triliun secara setahunan.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa Bank Danamon terus meningkatkan penerapan prosedur pengelolaan risiko dan manajemen kualitas aset yang pruden, melalui proses collection dan recovery kredit yang disiplin. Rasio kredit bermasalah atau NPL pada akhir 2019 tercatat stabil di posisi 3,0%. Sementara, rasio kredit restrukturisasi membaik 30 basis poin dibandingkan setahun sebelumnya menjadi 2,3%.

Dari sisi pendapatan biaya atau fee income juga mengalami pertumbuhan 12% menjadi Rp3,7 triliun. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan 11% dari asuransi umum dan 30% dari treasury.

Bank Danamon terus fokus terhadap pendanaan granular yang ditunjukkan dengan pertumbuhan 23% pada giro dan tabungan (CASA) dan TD regular. CASA naik 7% menjadi Rp55,7 triliun, dengan demikian CASA mencakup hampir setengah dari total dana pihak ketiga Bank Danamon dengan rasio CASA sebesar 49,7%. Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada posisi 99,7% pada akhir 2019 menunjukkan likuiditas Bank yang dikelola dengan baik.

Pada kuartal ke-empat tahun 2019, ekuitas tier-1 Bank Danamon melebihi Rp30 triliun, di atas persyaratan untuk menjadi bank BUKU IV. Rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap menjadi salah satu yang terkuat di kelasnya. CAR konsolidasian meningkat menjadi 24,2% pada akhir 2019 dibandingkan 22,8% pada setahun sebelumnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News