Jakarta – Kinerja keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berpotensi terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan kredit dan laba bersih perseroan yang masih sesuai dengan target yang ditetapkan. Kinerja keuangan yang masih inline di Semester I 2018 ini, menunjukkan bahwa saham BTN dianggap masih prospektif untuk dikoleksi.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Head of Research Sinarmas Sekuritas, Evan Lie Hadiwidjaja saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 25 Juli 2018. Menurutnya, pencapaian bisnis Bank BTN di Semester I 2018 yang mencapai 40 persen dari target sepanjang tahun ini akan memberikan sentimen positif bagi saham BTN untuk tetap masuk dalam rekomendasi beli (buy).
“Kinerja pada semester I 2018 masih memuaskan dan memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik. Kita rekomendasi BUY dengan target harga (TP) di Rp3.475 per saham,” ujarnya.
Baca juga: Kredit Perumahan Dongkrak Kredit BTN Tumbuh 19,14%
Dia mengungkapkan, meski tantangan masih ada di tengah ketatnya likuiditas dan suku bunga acuan yang cenderung naik, akan tetapi bisnis Bank BTN akan cukup terbantu dari skema program satu juta rumah, dikarenakan dalam skema ini margin bank tetap terjaga dan juga adanya bantuan likuiditas dari pemerintah. Terlebih, lembaga Tapera juga akan menopang kinerja BTN ke depannya.
Dihubungi terpisah, Analis MNC Sekuritas, Nurulita Harwaningrum menambahkan, emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini memiliki potensi bisnis ke depannya yang akan didorong oleh KPR subsidi. “Ini karena permintaan akan rumah subsidi (untuk golongan menengah bawah) itu masih tinggi,” ucapnya.
Disisi lain, hal tersebut juga terlihat dari pertumbuhan kredit Bank BTN yang mencapai 19 persen pada Semester I-2018, sedangkan dari sisi kualitas aset juga masih terjaga. Di mana untuk rasio kredit bermasalah (NPL) Bank BTN juga masih dalam batas aman yakni tercatat sebesar 2,78 persen di Semester I 2018 atau menurun dari 3,23 persen di Semester I-2017.
“Laba bersih BTN juga masih tumbuh double digit dan tahun ini kami memperkirakan masih akan tumbuh double digit,” paparnya. (*)