Jakarta – Direktur Utama Bank Syariah Indonesia sekaligus Ketua Project Management Office (PMO) Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengungkapkan bahwa kinerja industri keuangan syariah nasional khususnya perbankan masih tumbuh positif meski Indonesia dihantam pandemi covid-19.
“Perbankan syariah telah menunjukkan pertumbuhan positif di sepanjang tahun 2020 walaupun kita sadar ya ini kondisi Indonesia sedang dilanda pandemi covid 19 artinya ekonomi syariah ini dapat menjadi sumber pertumbuhan baru dan membantu dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Hery melalui webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta 19 Januari 2021.
Dirinya juga mengatakan di era digital saat ini, ekonomi syariah bisa menjadi alternatif sistem keuangan yang stabil, aman dan berkelanjutan. Dimana dalam kondisi yang tidak menentu, keuangan syariah masih bisa memberikan keuntungan dan ketenangan pada setiap pihak.
Dikesempatan yang sama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga mengungkapkan, disepanjang 2020 pertumbuhan industri keuangan syariah masih lebih baik dibanding dengan konvensional. Dimana hingga akhir 2020 total pembiayaan bank umum syaraiah mencatatkan pertumbuhan 9,5% atau jauh lebih tinggi dari angka pertumbuhan kredit secara nasional yang minus 2,41%.
“Kami juga sampaikan syariah ini lebih baik dari konvensional dari berbagai indikator diantarnaya bahwa asetnya tumbuh cukup tinggi di 21,48% di mana sebelumnya hanya 13,84% di 2019,” ujar Wimboh.
Wimboh mengungkapkan, hingga akhir 2020 aset keuangan syariah telah mencapai Rp1.770,32 triliun. Angka tersebut terdiri dari perbankan syariah yang jumlahnya Rp593,35 triliun, pasar modal syariah termasuk reksadana Rp1.063,81 triliun serta IKNB Syariah Rp113,16 triliun. (*)
Editor: Rezkiana Np