Jakarta – Kinerja keuangan PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) hingga September 2022 ini, terus menunjukan performa yang positif bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hal tersebut terlihat dari laba operasional sebelum provisi atau pre-provision operating profit (PPOP) yang tercatat sebesar Rp489 miliar hingga September 2022, atau mengalami perbaikan 69% dari Rp1,28 triliun.
Selain itu, tingkat kualitas kredit pada LAR juga menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 dari 65,44% menjadi 52,80% di 9M22. Meski begitu, untuk NPL Gross justru mengalami peningkatan ke level 8,75% dari 8,15% di 9M21.
Direktur KB Bukopin, Seng Hyup Shin, menyatakan, untuk mengembalikan performa kredit tersebut ke arah yang lebih baik, perusahaan akan terus melakukan intropeksi dan menentukan target secara jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
“Saya berharap bapak ibu dapat memahami seberapa besar dan seberapa cepat perbaikan itu terjadi sejauh ini, jadi ada 4 hal yang harus diperbaiki oleh KB Bukopin untuk mencapai performa keuangan yang lebih baik,” ucap Seng Hyup Shin dalam public expose secara virtual di Jakarta, 28 November 2022.
Pertama, menjadikan KB Bukopin sebagai clean bank dengan membenahi pinjaman yang macet, kemudian yang kedua, memperbaiki struktur dana pihak ketiga (DPK) yang sebelumnya terkonsentrasi pada cost of fund tinggi dan juga jangka pendek.
“Lalu (ketiga) menjaga kecukupan modal sesuai dengan ketentuan regulasi, dan (keempat) juga menjadikan pre-provision operating profit (PPOP) positif,” imbuhnya.
Kemudian, kinerja keuangan perusahaan lainnya yang tercatat masih menunjukan penurunan, yaitu dana pihak ketiga (DPK) dimana saat ini nilainya sebesar Rp43 triliun di September 2022 dari Rp53 triliun pada periode yang sama tahun lalu atau menurun 18,87%.
“Penurunan ini disebabkan karena secara internal, kami sudah melakukan perbaikan untuk struktur DPK dengan melepas dana-dana mahal dan juga kami melakukan pembenahan terhadap back loan yang kami miliki,” ujar Seng Hyup Shin.
Melihat hal itu, perusahaan juga telah melakukan penghimpunan dana murah jangka panjang dengan pinjaman international finance corporation (IFC) sebesar Rp4 triliun dan juga menerbitkan sub loan sebesar Rp3 triliun.
Adapun, posisi capital adequacy ratio (CAR) berada di posisi 17,60% pada 9M22, net interest margin (NIM) di level 1,40% di 9M22, dan cost to income (CIR) berada di posisi 148,45% di 9M22. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra