Jakarta – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) sukses menorehkan kinerja positif di kuartal III. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini mencatatkan premi bruto secara konsolidasian Rp6,9 triliun di September 2024, naik 26 persen dibandingkan September 2023.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian TUGU, ada beberapa segmen yang turut menopang capaian premi tersebut. Di antaranya segmen asuransi kebakaran dan properti, segmen asuransi energi terutama onshore dan segmen penerbangan.
Ketiga segmen asuransi tersebut juga mengalami peningkatan dari sisi marjin underwriting, terutama karena pertumbuhan premi mampu diimbangi dengan stabilitas beban komisi dan juga beban klaim. Apalagi segmen asuransi kebakaran sebagai penyumbang terbesar premi TUGU.
Segmen asuransi kebakaran TUGU menyumbang 43 persen dari total premi bruto perseroan. Namun dari sisi hasil underwriting kontribusinya mencapai 59 persen.
”Artinya marjin underwriting yang dibukukan dari segmen ini semakin tebal. Ini juga menunjukkan pangsa pasar TUGU yang semakin membaik untuk segmen asuransi kebakaran dan properti yang memiliki sumbangsih terbesar premi asuransi umum di Indonesia” kata Annisa Septiwijaya, research analyst Shinhan Sekuritas dikutip 30 Oktober 2024.
Baca juga: Tugu Insurance Terus Tunjukkan Kinerja Impresif hingga Triwulan III 2024, Ini Buktinya
Adapun pendapatan underwriting TUGU mencapai Rp2,3 triliun hingga September 2024 yang juga naik 17 persen secara tahunan.
Selain pendapatan underwriting, pendapatan investasi maupun pendapatan usaha lainnya juga mengalami pertumbuhan. Pendapatan usaha lainnya yang berasal dari jasa penyewaan properti, survei dan penjualan kendaraan bahkan naik 21 persen mencapai Rp420 miliar.
Sebagai hasilnya, total pendapatan TUGU mampu naik 16 persen secara tahunan menjadi Rp3,2 triliun per akhir September 2024, naik dari Rp2,7 triliun pada akhir September 2023.
Sementara itu, beban biaya cenderung stabil. Beban klaim neto hanya naik 9 persen tahunan menjadi Rp1,6 triliun. Sedangkan beban usaha perseroan justru mengalami penurunan 5 persen tahunan sehingga total beban TUGU di luar pendapatan atau beban lain-lain mencapai Rp2,4 triliun atau naik 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban tersebut membuat laba usaha inti TUGU naik signifikan sebesar 57 persen secara tahunan menjadi Rp783 miliar sepanjang Januari-September 2024.
“Memang ada peningkatan dari sisi core operating profit di tahun ini, hal ini disebabkan karena di saat premi tumbuh signifikan, loss ratio TUGU terjaga di bawah 60 persen. Ada perbaikan yang nyata sehingga beban klaim dapat turun dan mendongkrak profitabilitas” kata Annisa.
Baca juga: TUGU Jadi Asuransi Umum dengan Likuiditas Paling Solid
Laba Tugu Insurance
Sementara itu, dari sisi laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk, TUGU mengantongi Rp552 miliar hingga akhir September 2024. Terdapat penurunan 51 persen dibanding tahun yang lalu. Namun hal ini disebabkan karena TUGU tidak lagi membukukan pendapatan sekali waktu dari kemenangan kasus atas Citibank (N.A).
“Tanpa pendapatan lain-lain, laba bersih TUGU sebenarnya melesat 115 persen sepanjang Januari-September 2024. Selain itu, kinerja 9 bulan juga menunjukkan bahwa sumber dari laba memang dari core operation yang semakin membaik” kata Nurwachidah, research analyst Phintraco Sekuritas.
Nur juga menjelaskan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk TUGU 9 bulan ini bahkan mencapai 79 persen dari estimasi laba bersih konsensus, artinya pencapaiannya di atas ekspektasi. Ini merupakan kinerja yang positif dan Ia optimis di sepanjang 2024, TUGU dapat mengantongi setidaknya laba bersih sebesar Rp700 miliar. (*)