Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp2,31 triliun pada kuartal III 2023. Angka tersebut mengalami kenaikan mencapai 1,3 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang sebesar Rp2,28 triliun.
Raihan laba bersih Bank BTN salah satunya disumbang oleh kenaikan bisnis syariah, kredit pemilikan rumah (KPR), high yield loan, hingga lonjakan fee based income. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan bahwa pihaknya optimis kinerja akhir tahun akan sesuai dengan target.
“Mulai bergairahnya sektor perumahan dan insentif Pemerintah akan semakin mendorong bisnis pembiayaan sektor perumahan tumbuh positif hingga 2024. Momentum tersebut terus kami manfaatkan dengan berbagai inisiatif bisnis yang terus kami lakukan,” ujar Nixon dalam keterangannya, Senin, 27 November 2023.
Nixon merincikan, untuk total kredit dan pembiayaan tercatat Rp318,30 triliun atau naik 9,87 persen (yoy) di kuartal III 2023. Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang naik 11,87 persen (yoy) dari Rp140,97 triliun menjadi Rp157,71 triliun pada kuartal III 2023.
Baca juga: BTN Optimis KPR Tumbuh Lebih Tinggi di 2024, Ini Penopangnya
Berbagai inisiatif Bank BTN pun terus menunjukkan kinerja positif. Segmen high yield loan misalnya, menunjukkan kinerja moncer. Kredit Ringan (Kring) untuk pegawai naik 17,59 persen yoy menjadi Rp4,32 triliun per kuartal III 2023. Di periode yang sama, Kredit Agunan Rumah (KAR) tumbuh 10,63 persen yoy menjadi Rp7,34 triliun. Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun melonjak 162,82 persen yoy menjadi Rp1,60 triliun di kuartal III 2023.
Ekosistem transaksi digital Bank BTN juga menyumbang kenaikan signifikan pada fee-based income. Di ekosistem ini, Bank BTN menawarkan layanan lengkap mulai dari transaksi untuk wholesale hingga ritel melalui BTN Mobile. Dengan berbagai kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total fee-based income per kuartal III 2023 naik sebesar 67,32 persen yoy menjadi Rp2,36 triliun.
Di sisi lain, Bank BTN juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp323,90 triliun atau naik 3,54 persen yoy dari Rp312,84 triliun pada kuartal III 2022. Inisiatif Bank BTN dalam menjaga biaya dana (cost of funds/CoF) juga turut meningkatkan porsi dana murah.
Adapun porsi dana murah (current account savings account/CASA) Bank BTN tercatat naik 358 basis poin (bps) menjadi 49,48 persen per kuartal III 2023. Dengan kinerja keuangan yang positif tersebut, total aset Bank BTN tercatat mencapai R 409,68 triliun hingga akhir kuartal III 2023 atau naik 5,24 persen yoy.
Kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) BTN
Laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) BTN melonjak 70,40 persen yoy, dari Rp235,27 miliar di kuartal III 2022 menjadi senilai Rp400,89 miliar. Nixon mengatakan, mengatakan kinerja positif BTN Syariah tersebut ikut menopang laba Bank BTN. Capaian ini juga sejalan dengan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia untuk membeli rumah melalui skema pembiayaan syariah.
Baca juga: Laba Terus Melesat, BTN Syariah Diganjar Penghargaan
“Masyarakat Indonesia mayoritas merupakan muslim yang merupakan basis nasabah yang kuat untuk bisnis pembiayaan perumahan dengan skema syariah. Kami optimistis BTN Syariah memiliki ruang besar untuk terus bertumbuh besar sehingga dapat melayani kebutuhan pembiayaan perumahan masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Perolehan laba bersih BTN Syariah tersebut disumbang penyaluran pembiayaan yang naik hingga 17,94 persen yoy dari Rp30,35 triliun menjadi Rp35,79 triliun per kuartal III 2023. Hingga kuartal III 2023, pembiayaan perumahan tercatat masih mendominasi penyaluran pembiayaan di BTN Syariah atau sebesar 97,43 persen.
BTN Syariah juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III 2023 atau naik 16,76 persen yoy dari Rp31,05 triliun di kuartal III 2022. Dengan kinerja tersebut, aset syariah tercatat naik 17,26 persen yoy dari Rp41,29 triliun pada kuartal III 2022 menjadi Rp48,41 triliun per kuartal III 2023. (*)