Sementara itu konsolidasi rasio solvabilitas naik semakin tinggi menjadi 139 persen (146 persen untuk bank saja) dari 136 persen (143 persen untuk bank saja) pada September. Sedangkan kategori kredit SML (kategori 2) turun menjadi 2,9 persen dari 3 persen pada periode yang sama. Total beban pecadangan naik 5 persen menjadi Rp7,67 triliun dan BNI menghapuskan Rp3triliun dari kredit macet pada 2016, tapi mengembalikan Rp1,5 triliun, tingkat pemulihan 50 persen.
(Baca juga: Kinerja Saham Bank Januari 2017 Penuh Tantangan)
Untuk proyeksi 2017, pertumbuhan kredit diprediksi 18-20 persen, pertumbuhan simpanan 19-21 persen, LDR 90-92 persen, NPL 2,8-3 persen, rasio solvabilitas 147-149 persen, pendapatan nonbunga +18-21 persen, dan margin bunga bersih (NIM) 5,8-6 persen.
“Kami yakin bahwa ekspektasi pertumbuhan aset termasuk agresif karena prospek makro saat ini dan basis yang lebih tinggi,” jelasnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan bahwa penjualan iPhone 16 di Indonesia… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More