Dalam dua atau tiga tahun terakhir, harga komiditas pertambangan mulai mengalami perbaikan, terutama batubara yang mencatatkan harga tertinggi dalam tiga tahun terakhir, yaitu US$94 per metric ton pada 2017. Kenaikan harga batu bara tersebut salah satunya disebabkan oleh tingginya permintaan, sementara pasokan batu bara dunia terbatas.
Harga komoditas bijih logam nonbesi juga masih menjadi tantangan bagi perusahaan pertambangan di subsektor ini. Namun, kinerja perusahaan pertambangan di subsektor ini terbantu relaksasi ekspor konsentrat bijih logam yang diatur melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 5 dan 6 Tahun 2017. Kondisi yang belum membaik juga terjadi pada subsektor minyak dan gas bumi karean pengaruh rendahnya realisasi lifiting.
Kendati demikian, dalam kajian Biro Riret Infobank (BirI) bertajuk “100 Fastest Growing Companies 2018”, terdapat tujuh emiten sektor pertambangan yang mampu membukukan pertumbuhan kinerja yang sangat baik selama lima tahun terakhir, yaitu dari 2013 hingga 2017.
Ketujuh perusahaan ini terdiri atas tiga subsektor, yaitu lima emiten di subsektor pertambangna batu bara dan masing-masing satu emiten di subsektor pertambangan minyak dan gas bumi serta subsektor pertambangan batu-batuan.
Siapa sajakah ketujuh emiten pertambangan ini dan bagaimana kinerjanya?
Simak Selengkapnya di Majalah Infobank No. 485 November 2018 atau klik Infobankstore.com