KIB Berpeluang Usung Capres Berelektabilitas Tinggi, Bagaimana Nasib Airlangga?

KIB Berpeluang Usung Capres Berelektabilitas Tinggi, Bagaimana Nasib Airlangga?

Jakarta – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) diperkirakan akan mengusung Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang memiliki elektabilitas tinggi, baik dari eksternal maupun internal partai koalisi.

Menurutnya, KIB akan lebih realistis untuk mengusung calon yang potensial menang. “Siapapun itu nantinya baik dari internal atau eksternal. Dari segi elektabilitas calon eksternal lebih kuat,” ujar Adi seperti dikutip Rabu, 26 Oktober 2022.

Partai Golkar yang merupakan bagian dari KIB, sudah dipastikan akan mengusung Ketua Umumnya yakni Airlangga Hartarto. Namun demikian, parpol lainnya dalam KIB yakni PAN dan PPP belakangan santer memasukan begitu banyak nama eksternal KIB seperti Ganjar Pranowo, hingga Erick Thohir.

“Capres KIB kombinasi internal dan eksternal. Dari segi internal misalnya nama Ketum Golkar Airlangga terus disounding. Sementara PAN dan PPP banyak nama eksternal KIB seperti Ganjar, Anies, Erick dan lainnya,” kata Adi.

Golkar memang sudah sepakat untuk mengusung Airlangga. Namun demikian, elektabilitas Airlangga yang tidak masksimal mesti didongkrak. Dalam survei yang digelar SMRC, elektabilitas Airlangga disebut masih belum bersaing dengan kandidat lain. Padahal posisi Airlangga sangat strategis sebagai Ketum Golkar dan Menko Perekonomian.

Tren positif Airlangga yakni pada aspek kedikenalan yang mengalami peningkatan, dari 26% (Maret 2021) menjadi 38% (Agustus 2022). Dari yang tahu, hanya 61% yang suka. Kedisukaan Airlangga ini meningkat dari 48% pada Maret 2022. Dengan aspek keterkenalan tokoh, Airlangga dalam hal ini, disebutkan masih dibawah 50% mesti didongkrak dengan komunikasi politik yang lebih intensif.

Sebelumnya, Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden Jokowi telah mengetahui kandidat capres KIB. Pun pembicaraan ini juga bersama dengan PAN dan PPP. “Ini, kan, komunikasi politik, bukan komunikasi yang biasa saja, banyak hal yang dikomunikasikan,” tegasnya. 

Keterlibatan Presiden Jokowi dalam tubuh KIB makin menguatkan kedekatan keduanya.  Sebelumnya Airlangga dipuji Presiden Jokowi sebagai pemimpin dengan jam terbang tinggi.  

“Sudah jadi rahasia umum bahwa KIB adalah koalisi parpol pendukung jokowi yang segala sesuatunya dikomunikasikan dengan Jokowi. Termasuk urusan capres,” pungkas Adi. 

KIB sendiri saat ini memang tengah berkonsolidasi jelang pertemuan mereka di Bulan November nanti yang disebut-sebut akan mengumumkan Capres KIB. Menurut Adi, langkah cepat KIB untuk menyikapi dinamika politik saat ini untuk menjaga momentum. 

“KIB tentunya ingin tunjukkan soliditas koalisi ke publik. Ini penting bagi KIB untuk terus menjaga momentum dan semangat politik mesin politik mereka. Dengan talkative itu ingin memastikan sebagai koalisi yang terus panas menuju 2024,” jelas Adi. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai pertemuan itu belum akan memunculkan satu nama. KIB dinilai masih akan berproses sedemikian rupa sebelum keluar dalam bentuk deklarasi. 

“Saya melihat tetap meski di Makassar bertemu, tapi prosesnya masih akan panjang. Masih akan ditimang-timang, masih akan memperhatikan situasi, kondisi psikologis maupun sosiologis,” ungkapnya.

Menurut Ujang, ada beberapa faktor yang masih akan menjadi pertimbangan KIB dalam pengerucutan nama capres yakni psikologis dan sosiologis. KIB masih akan menimbang dan menyelaraskan antara kepentingan politik partai anggota dan kemungkinan untuk bisa memenangi pertarungan Pilpres 2024. 

“Psikologis itu artinya suasana kebatinan dari KIB, siapa dari KIB yang layak di-capreskan, yang mempunyai elektabilitas tinggi, supaya bisa menang. Secara sosiologis, tentu harus melihat kebatinan dari rakyat, dukungan rakyat, termasuk dukungan dari konstituen partai-partai yang bergabung di KIB,” tambahnya.

Menurut Ujang, selain faktor pembahasan di internal, KIB juga harus mempertimbangkan faktor eksternal seperti hubungan politik dengan Presiden Jokowi. “Apalagi terkait dengan kepentingan pihak eksternal seperti Jokowi, seperti siapa calon yang didukung Jokowi,” tutup dia. (*)

Related Posts

News Update

Top News