Jakarta – Amerika Serikat (AS) dan sekutunya kembali melancarkan gempuran lanjutan kepada milisi Houthi di Yaman pada Sabtu (13/1) pagi.
Serangan tersebut dilakukan setelah para pejabat AS tidak puas dengan kerusakan yang ditimbulkan selama putaran awal serangan udara pada Kamis (11/1) malam.
Berdasarkan laporan VOA Indonesia, dikutip Minggu (14/1), Komando Pusat AS melancarkan serangan tambahan dari kapal perusak berpeluru kendali, USS Carney.
Baca juga: Ketika Negara di Belahan Dunia Bereaksi Atas Aksi Serangan AS dan Inggris ke Yaman
Kapal itu menembakkan beberapa Rudal Serangan Darat Tomahawk untuk menghancurkan lokasi radar yang menurut AS merupakan ancaman berkelanjutan terhadap lalu lintas maritim.
Imbasnya pun mengganggu pelayaran dan merusak kapal-kapal yang transit di Laut Merah dan Teluk Aden.
Sementara itu, para pejabat militer AS mengatakan, Jumat (12/1) pagi, pihak militan Houthi meluncurkan rudal balistik anti-kapal, meskipun rudal tersebut tidak mengenai satu kapal pun.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada VOA, Jumat, bhaw penilaian awal menunjukkan gelombang pertama serangan presisi pada Kamis malam menurunkan kemampuan Houthi untuk melancarkan serangan lebih lanjut.
Baca juga: Milisi Houthi Sebut Serangan Rudal ke Yaman Sebagai Bentuk Kebodohan AS dan Inggris
Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mengungkap nama untuk membahas perincian operasional, mengatakan penilaian yang lebih komprehensif terhadap serangan tersebut masih dilakukan.
Namun sentimen tersebut itu dengan penilaian awal lainnya yang dilakukan oleh para pejabat senior AS, yang menggambarkan kerusakan pada kemampuan Houthi sebagai hal yang “signifikan”.
“Kami merasa sangat yakin mengenai lokasi serangan amunisi kami. Namun belum diketahui kerusakan penilaian secara lengkap,” kata Letnan Jenderal Douglas Sims, direktur Staf Gabungan,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama