Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan survei konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Februari 2024 menurun. Tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2024 berada di level 123,1, dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 125.
Meski demikian, selama Februari 2024 keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan optimisme tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp1-2 juta. Berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada Februari 2024 juga terpantau optimis utamanya pada kelompok usia 20-40 tahun.
Secara spasial, IKK meningkat di sebagian besar kota yang disurvei, terbesar di Kota Palembang sebesar 5,0 poin, diikuti Denpasar 3,1 poin dan Bandung 2,7 poin. Sementara itu, sebagian kota lainnya mencatat penurunan IKK, terutama di Kota Banjarmasin sebesar 12,7 poin, diikuti Surabaya 12,6 poin dan Medan 11,2 poin.
Baca juga: Kenaikan Inflasi Bahan Pangan, Pengaruhi Tingkat Kemiskinan RI
Namun, optimisme konsumen tetap kuat didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan. Tercatat, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari 2024 masing-masing sebesar 110,9 dan 135,3.
“IEK meningkat ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja. Sementara itu, IKE tetap terjaga didukung oleh optimisme pada semua komponen pembentuknya,” ujar Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu 13 Maret 2024.
Secara rinci, tetap terjaganya IKE Februari 2024 terutama didorong optimisme pada semua komponen pembentuknya, tertinggi pada Indeks Penghasilan Saat Ini yang tercatat sebesar 112,1. Sementara itu, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja juga tetap terjaga pada area optimis, masing-masing sebesar 110,6 dan 110,1.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan terpantau meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari 2024 yang berada dalam zona optimis sebesar 135,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 134,5 pada Januari 2024.
Erwin menjelaskan, meningkatnya IEK didorong oleh peningkatan ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang masing-masing menjadi sebesar 138,6 dan 137,0 pada Februari 2024, meningkat dari 134,8 dan 133,7 pada Januari 2024
“Sementara ekspektasi terhadap kegiatan usaha juga tercatat berada dalam zona optimis sebesar 130,3,” jelasnya.
Selanjutnya, pada Februari 2024, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu menjadi sebesar 73,0 persen.
Baca juga: Airlangga Update Harga Pangan Jelang Ramadan, Ini Daftarnya
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) mengalami peningkatan menjadi sebesar 10,3 persen dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat sedikit meningkat dibandingkan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 16,7 persen.
Adapun rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada hampir seluruh tingkat pengeluaran terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1-2 juta per bulan.
“Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada hampir seluruh tingkat pengeluaran, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaranRp1-2 juta per bulan,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama