Jakarta – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo kembali mendapatkan dukungan dari Partai Bulan Bintang (PBB) dalam kontestasi Pimilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ini semakin memantapkan langkah Menteri Pertahanan ini menuju singgasana presiden 2024.
Tentu bukan langkah yang mudah. Mengingat para pesaing calon presiden (capres) juga memiliki rekam jejak dan elektabilitas cukup tinggi. Misalnya Ganjar Pranowo, capres dari PDIP ini, kerap unggul di sejumlah lembaga survei. Pun demikian dengan Anies Baswedan, yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Didukung PBB, Ini Sosok yang Makin Menguat jadi Cawapres Prabowo
Ketiga sosok capres tersebut memang punya kelebihan masing-masing, dalam memimpin negara ketika terpilih dalam Pilpres 2024. Misalnya kelebihan dalam mengelola anggaran.
Menurut Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, salah satu faktor pendorong yang mampu mendongkrak elektabilitas para capres 2024 adalah mengenai pengatahuan pengelolaan anggaran.
“Menurut saya sih sebenarnya, para capres ini kalau bisa menunjukkan pengetahuan mengenai anggaran akan meningkatkan elektabilitasnya,” kata Nailul ketika dihubungi Infobanknews, Senin, 31 Juli 2023.
Menurutnya, pengetahuan pengelolaan yang baik akan membawa dampak pada peningkatan sisi ekomoni suatu negara. Contohnya bagaimana cara mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pengelolaan piutang negara yang sangat besar.
“Seperti Satgas BLBI, saat ini obligor kan masih punya utang negara. Terus dari sisi pengelolaan negara, belanja negara. Jangan sampai belanja yang tidak produktif,” ungkapnya.
Dilihat dari rekam jejak ketiga capres saat ini, Prabowo dinilai sebagai sosok yang mampu mengelola anggaran dengan baik. Terutama dalam mengelola anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang memiliki total ratusan triliun.
Jika dibandingkan dengan dua kandidat capres lainnya memang sangat jauh berbeda. Prabowo bisa dibilang terbiasa dengan anggaran ratusan triliun. Berbeda dengan Anies saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah.
“Anggaran yang dikelola Pak Prabowo memang cukup besar, dibanding dengan Ganjar dan Anies. Mungkin Anies cukup besar puluhn triliun juga, tapi tak sebesar di Kemenhan,” kata Nailul.
Dia kembali mencontohkan, Anies di kala menjadi gubernur DKI Jakarta memang memiliki anggaran yang cukup besar. Namun berapa pun jumlah anggaran yang digelontorkan APBD, kata Nailul, kegiatan ekonomi di DKI Jakarta memang sudah jalan dengan sendirinya.
“Sedangkan Ganjar, tugas gubernur di provinsi, penggunaan APBD terbatas. Terbantu oleh bupati dan wali kotanya,” ujar Nailul.
Nailul menilai, secara keseluruhan memang ketiga sosok ini belum menunjukkan track record dalam pengelolaan anggaran. Terutama dalam memberikan dampak positif pada ekonomi. “Untuk efek ke ekonominya, dari ketiga calon ini saya rasa memang belum menunjukkan track record yang bagus,” ungkap Nailul.
Di sisi lain, Nailul menambahkan, ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang bakal menanti bagi capres yang terpilih nanti di 2024. Salah satunya di sektor deindustrialisasi. Menurut Nailul, porsi pendapatan dari sektor industri Indonesia dari waktu ke waktu terus menurun.
“Kalau tahun 2000 awal itu bisa mencapai 25 -27 persen manufaktur ke PDB nasional. Saat ini tinggal 18 – 19 persen. Ini penurunannya cukup tajam,” ujarnya.
Baca juga: Anies, Ganjar, dan Prabowo, Siapa yang Pro Pembangunan?
PR lainnya adalah sektor UMKM. Menurutnya, sektor ini butuh banyak berbagai ‘sentuhan’. Misalnya dari sisi pembiayaan, permodalan, akses pasar dan lainnya.
“Ini harus menjadi perhatian. Terlebih saat ini, banyak sekali barang impor di e-commerce. Ini PR juga bagaimana pemerintah memberikan pelindungan dan pengembangan usaha UMKM,” tutup Nailul. (*)