Ekonomi dan Bisnis

Ketidakpastian Global Masih Ada, Begini Dampaknya ke Pelaku Usaha dan Pekerja

Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai prospek ekonomi Indonesia di tahun depan masih akan mengalami pertumbuhan yang melambat dibandingkan tahun ini, yaitu sebesar 5,2% secara yoy akibat dari ketidakpastian global yang masih bergejolak.

Ketua Umum Apindo, Hariyadi B. Sukamdani, menyatakan bahwa, dengan adanya hal tersebut akan menimbulkan beberapa dampak kepada pelaku usaha dan para pekerja.

Dari sisi pelaku usaha, yang terkait dengan kapasitas produksi industri, pemerintah diharapkan untuk terus mengendalikan inflasi, agar daya beli masyarakat dan kapasitas produksi sektor rill terjaga.

“Purchasing Manufacturing Indeks (PMI) itu turun di angka 5,2% dan kita memang terjadi pelemahan dari sisi output, ekspor kita mengalami penurunan yang cukup besar, kecuali makanan dan minuman, komoditis yang masih tumbuh dan yang terkait dengan lifestyle dropnya cukup besar,” ucap Hariyadi dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023 di Jakarta, 5 Desember 2022.

Kemudian, ia menambahkan bahwa permintaan pada sektor lifestyle, seperti tekstil, garmen, alas kaki, lalu juga terkait dengan furniture, serta ekspor hasil perikanan pun mengalami penurunan yang luar biasa.

“Jadi ini omsetnya menurun cukup signfikan dan sayangnya yang turun ini adalah sektor yang padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar yang juga menjadi catatan bagi kita semua bahwa ini jangan dianggap enteng,” imbuhnya.

Lebih lanjut, akibat dari ketidakpastian global, nantinya juga akan menimbulkan dampak terhadap biaya logistik dan transportasi yang berimbas langsung ke masyarakat.

Lalu, dari sisi para pekerja pun turut merasakan dampak dari masih berlangsungnya ketidakpastian geopolitik, yaitu terkait dengan Permenaker 18/2022, dimana aturan tersebut nantinya akan memperbesar PHK dan penyusutan lapangan kerja.

“Arahnya adalah apakah perusahaan akan mengecilkan kapasitas produksinya atau dia juga akan menambah lagi mengurangi daripada karyawannya. Barusan, oyo sudah merumahkan lagi 600 orang. Jadi terus-terusan semua yang digital terkoreksi semua, cukup besar,” ujar Hariyadi.

Adapun, Apindo menjelaskan bahwa dalam upaya pemerintah dalam memitigasi risiko PHK adalah dengan melakukan fleksibilitas dari aturan yang ada saat ini, seperti mengurangi jam kerja terlebih dahulu ataupun melonggarkan kebijakan BPJS para pekerja.

Kemudian, mempercepat finalisasi perjanjian perdagangan dengan eropa, dan terakhir ia menegaskan mitigasi tersebut juga melalui pembatalan Permenaker 18/2022 dan kembali sepenuhnya menggunakan formulasi Upah Minimum PP 36/2021. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

10 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

10 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

11 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

12 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

13 hours ago