Jakarta – Seorang pengrajin sekaligus nasabah PNM di Bali, Ni Luh Librayanti, berhasil mengajak 1.200 orang bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar. Ribuan orang tersebut tergabung dalam 40 kelompok nasabah PNM Mekaar di daerah Dauh Pura Bali. Dengan bergabung di PNM Mekaar, mereka bisa menjadi produktif sekaligus menjauhi jeratan rentenir.
“Ni Luh merupakan ‘Hero’ PNM Mekaar di Dauh Pura Bali. Dari Seorang Ni Luh Librayanti yang awalnya hanya memiliki 38 anggota dalam satu kelompok, kemudian bisa mengajak 40 kelompok lain menjadi anggota PNM Mekaar. 40 kelompok tersebut setara dengan 1.200 orang yang bergabung dengan PNM Mekaar. Nah, kita tidak melihat 1.200 orang, melainkan dari 1.200 orang tersebut mampu meningkatkan ekonomi dari 1.200 keluarga. Kalau satu keluarga ada 3 orang, maka itu sudah mampu meningkatkan ekonomi 3.600 orang,” terang Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha PNM, Dicky Fajrian di Jakarta, dikutip Senin, 10 April 2023.
Kontribusi Ni Luh Librayanti diakui Dicku membawa perubahan besar bagi masyarakat pra sejahtera di dareahnya, yakni yaitu Dusun Dauh Pura, Tigawasa, Banjar, Buleleng-Singaraja Bali dengan mengajak masyarakat bergabung dengan PNM Mekaar. Masyarakat yang semula banyak terikat pinjaman berbunga tinggi dan terjerat rentenir, bisa menjadi nasabah produktif di PNM Mekaar. Mereka bisa turut membantu perekonomian keluarga.
“Ni Luh Librayanti ini jadi insprasi kami, jadi semangat untuk terus berinovasi mengembangkan produk, semakin banyak dapat melayani masyarakat. Dari satu ibu Ni Luh Librayanti, maka ada 1.200 orang terbebas dari pinjaman illegal, banyak usaha yang berkembang lebih baik hingga ekonomi keluarga meningkat,” imbuhnya.
Ni Luh Librayanti sendiri merupakan pengrajin anyaman bambu dan rotan. Ia menjadi nasabah PNM Mekaar sejak 2018 lalu melalui klusterisasi, pengarahan dan pelatihan yang digelar PNM. Dalam sehari, Ni Luh Librayanti bisa membuat 5 anyaman dari bambu atau rotan. Produknya sebagian besar dipasarkan di Bali. Namun, sebelum pandemi, produk Ni Luh Librayanti sempat di ekspor ke berbagai negara.
“Satu hari bisa memproduksi 5 hingga 6 anyaman bambu dan rotan bikinan tangan, dalam seminggu sekitar 20 anyaman. Kami memiliki tenaga lebih dari 10, jadi satu kelompok sehari bisa 50 anyaman per minggu jika bahan lengkap dan tidak ada hajatan (upacara adat dan lain sebagainya),” ujar wanita yang juga bisa merias pengantin Bali itu.
Selain dari sisi permodalan, menurut Ni Luh Librayanti, nasabah PNM Mekaar sangat terbantu karena ada pelatihan dan pendampingan. Mereka juga bisa belajar banyak hal, seperti cara memasarkan produk hingga packaging.
Ni Luh Librayanti menjadi salah satu nasabah PNM yang diboyong untuk mengikuti Bazaar UMKM untuk Indonesia yang digelar di Sarinah, 4-9 April 2023. (*) Ari Astriawan