Jakarta — Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (16/11) diperkirakan berpeluang mengoreksi depresiasinya, sejalan dengan kondisi tekanan dari eksternal yang terjaga.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya, Jakarta, Rabu, 16 November 2016 mengatakan, pada perdagangan sebelumnya, laju rupiah bergerak stabil di kisaran Rp13.300 per US dollar, walaupun beberapa kurs di Asia sudah mulai menguat.
Baca juga: Batasi Pelemahan Rupiah, BI Diminta Intervensi Pasar
“Rupiah berpeluang mengoreksi depresiasinya hari ini, secara umum tekanan eksternal terjaga,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kondisi dalam negeri juga memberikan sentimen kepada laju rupiah. Salah satunya terkait dengan keputusan ditetapkannya Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama.
“Fokus juga tertuju pada keputusan gelar perkara kasus Ahok pada hari ini,” ucap Rangga.
Baca juga: Pelemahan Rupiah Akibat Kebijakan Trump Hanya Temporer
Sebagai informasi, penetapan status tersangka terkait pernyataan Ahok tentang surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Polri meningkatkan kasus tersebut dari penyelidikan ke penyidikan.
Ahok juga dicegah bepergian ke luar negeri. Kesimpulan tersebut diperoleh setelah Bareskrim melakukan gelar perkara. Polri juga telah memeriksa 29 saksi dan 39 ahli. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More