Jakarta — Bank Indonesia (BI) menyebut walau ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) masih berlangsung, kepercayaan pasar terhadap Indonesia masih tinggi. Hal tersebut tercermin dari sejumlah indikator seperti aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan di Indonesia melalui surat berharga negara (SBN) terus naik.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, dalam waktu dua hari aliran modal masuk pada akhir Juli 2018 lalu telah mencapai Rp 3,9 triliun.
“Dua hari saja pada 30 hingga 31 Juli lalu kami masih menghitung inflow sekitar 3,9 Triliun hampir 4 trulin, sesudah itu kan ada beberapa lelang yang masuk,” kata Perry di Kompleks BI Jakarta, Jumat 3 Agustus 2018.
Baca juga: Penerapan IndONIA Diharap Percepat Transmisi Suku Bunga ke Sektor Riil
Oleh karena itu, pihaknya mengaku akan terus bersama dengan Pemerintah mendorong eksport dan mengurangi impor baik dengan pariwisata dan lainnya. Perry menyebut upaya tersebut juga sebagai langkah bank sentral untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dan terus menarik dana masuk.
“Lelang terakhir dari Kemenkeu, SBN kan over supply 4 kali lipat lebih. Ini menyebabkan inflow ke SBN cukup kuat,” ujarnya.
Sebelumnya, The Fed sendiri pada akhir Juli lalu telah menahan suku bunga acuannya guna merespon kondisi perekonomian negri Paman Sam tersebut. Namun Fed masih membuka peluang untuk meningkatkan bunga pada September dan Desember mendatang. Tercatat Bunga acuan bank sentral AS saat ini berada di kisaran 1,75% – 2%. (*)