Jakarta – Long Covid menjadi salah satu fenomena yang kerap dijumpai dalam perkembangan pandemi Covid-19. Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Anton Sony Wibowo, Sp.THT-KL, M.Sc., FICS., menyampaikan istilah long covid merupakan suatu gejala Covid-19 jangka panjang yang dialami pasien beberapa bulan pasca infeksi atau saat masa pemulihan.
“Long covid adalah gejala Covid-19 yang menetap, dialami pasien setelah fase perbaikan kondisi lebih dari waktu yang diharapkan,” kata Anton melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis 18 Febuari 2021.
Anton mengungkapkan dari sejumlah studi diketahui gejala long covid banyak dijumpai pada pasien dengan rentang usia 18 hingga 34 tahun. Sementara itu, sekitar 20% pasien long covid mengalami gejala yang bersifat menetap.
“Laporan lain menurut Carfi dkk., disebutkan sebanyak 87,4% pasien yang telah mengalami perbaikan kondisi tetap mengalami gejala persisten selama 60 hari,” terang Dosen FKKMK UGM ini.
Lalu, gejala seperti apa yang biasanya muncul pada pasien yang mengalami long covid? Anton memaparkan pada umumnya gejala long covid yang muncul di bidang THT-KL antara lain hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia) dan gangguan indera penciuman dalam mengidentifikasi bau-bauan (parosmia).
Selain itu, juga hilangnya kemampuan mengecap (dysgeusia) menjadi salah satu gejala yang kerap ditemukan pada pasien dengan long covid. Lalu, gejala lain yang sering muncul menurutnya adalah batuk, sesak nafas, nyeri otot, diare, mual, malaise, nyeri perut, dan gangguan saraf. Tidak jarang pula muncul gejala berupa kesulitan berfikir, nafas pendek pendek, gangguan irama jantung, dan gejala covid lain .
“Dampak long covid jelas mengurangi kualitas hidup seseorang dan tidak menutup kemungkinan akan muncul gejala berat pada kasus-kasus khusus,” pungkas Anton. (*)
Editor: Rezkiana Np