Jakarta – Berakhir positif pada sesi sebelumnya, harga CPO berpeluang kembali untuk memperpanjang penguatannya.
Hal ini didukung oleh sentimen dari kenaikan harga minyak kedelai dan minyak mentah serta melemahnya ringgit terhadap dolar AS.
Research Staff & Market Analyst Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, nilai kontrak berjangka minyak kedelai di Chicago naik untuk berada di level tertinggi dua pekan hampir US$10 per gantang pada hari Rabu karena aksi teknikal buying menjelang libur Thanksgiving di AS.
Sementara itu harga minyak berpotensi lanjutkan kenaikannya pada hari ini, setelah ditutup di level tertinggi dalam dua tahun pada hari Rabu, pasca ditutupnya jalur pipa minyak mentah terbesar dari Kanada yang memangkas suplai ke Amerika Serikat serta turunnya cadangan AS dalam laporan Energy Information Administration.
Pergerakan ringgit pada pukul 10:58 WIB terpantau melemah 0.01% di level 4.115 per dolar AS.
Ringgit yang melemah akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih murah untuk pemilik mata uang lainnya.
“Untuk rentang pergerakan harga pada saat ini berpotensi diantara 2.500 – 2.630 ringgit per ton. Dalam jangka pendek sebelum mengincar ke 2.630, harga harga menembus ke atas level 2.600. Dan untuk sisi bawahnya, sebelum mengincar support di 2.500 harga terlebih dahulu harus melewati level 2.550,” jelas Faisyal di Jakarta, Kamis, 23 November 2017. (*)