Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) mengaku, meningkatnya biaya dana atau cost of fund (CoF) di sepanjang 2018, telah berdampak pada pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang hanya sebesar 4,9 persen menjadi Rp54,62 triliun.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, pertumbuhan pendapatan bunga bersih bank memang tumbuh sedikit lambat. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang di sepanjang 2018 mengalami kenaikan 175 bps.
“Memang kalau Juni sampai September itu bunga masih stabil tapi karena kenaikan bunga deposito rupiah dan bunga acuan BI yang naik, itu jadi ikut naik (biaya dana),” ujarnya di Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.
Jika mengacu laporan keuangan hingga akhir 2018, CoF Bank Mandiri menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di mana pada 2018 biaya dana Bank Mandiri tercatat meningkat menjadi 2,9 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,7 persen.
Di sisi lain, belum agresifnya Bank Mandiri menaikkan bunga kreditnya di 2018 pasca kenaikan bunga acuan yang sudah sebanyak 175 bps, juga menjadi penyebab rendahnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih. Sementara bunga simpanan terus meningkat mengikuti transmisi kenaikan bunga acuan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank Mandiri pun memberi sinyal untuk menaikkan suku bunga kreditnya dengan menyesuaikan kondisi bunga simpanan di tahun ini. Perseroan juga optimis tahun ini pendapatan bunga bisa bergerak naik seiring dengan langkah perseroan untuk menggenjot kredit.
“Supaya pendapatan bunga tumbuh tinggi, size of loan kami perbesar, akan konversi dari jangka pendek seperti SBI dan interbank akan masuk ke SUN yang yieldnya tinggi atau bisa sampai 8 persenan,” ucapnya.