Kemiskinan Meningkat Karena Ekonomi Melambat

Kemiskinan Meningkat Karena Ekonomi Melambat

Pelambatan ekonomi menyebabkan penyerapan tenaga kerja berkurang. Ria Martati

Jakarta–Meningkatnya kemiskinan tak bisa dilepaskan dari kondisi ekonomi makro yang tengah melambat.

Seperti diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,22% dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut naik 310 ribu jiwa dari Maret 2014 yang mencapai 28,28 juta jiwa.

“Secara umum karena dampak pertumbuhan ekonomi, kuartal pertama kan 4,7%, kuartal kedua 4,67% itu kan turun jadi penyerapan tenaga kerja berkurang, pengangguran naik, itu rumusnya,” kata Ekonom Agustinus Prasetyantoko
Usai Diskusi “Mengoptimalkan Peran APBN Sebagai Stimulus Ekonomi” di Jakarta, Selasa, 15 September 2015.

Oleh karena itu menurutnya, Pemerintah harus mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dengan berbagai upaya.

Data BPS menunjukkan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2014 8,16%, naik menjadi 8,29% pada Maret 2015. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 13,76% pada September 2014 menjadi 14,21% pada Maret 2015.

Selama periode September 2014–Maret 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,29 juta orang, dari 10,36 juta orang pada September 2014 menjadi 10,65 juta orang pada Maret 2015. sementara di daerah perdesaan naik sebanyak 0,57 juta orang, dari 17,37 juta orang pada September 2014 menjadi 17,94 juta orang pada Maret 2015.

Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2015 tercatat sebesar 73,23%, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan September 2014 yaitu 73,47%. (*)

Related Posts

News Update

Top News