Oleh Budi Santoso, Dosen Pengajar Akuntansi Forensik di Universitas Sebelas Maret Surakarta
INDONESIA, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia, memiliki banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial negara. Namun, pengelolaan dan efisiensi BUMN sering kali menjadi sorotan karena berbagai masalah, mulai dari manajemen yang kurang optimal hingga isu korupsi.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan BUMN, muncul gagasan untuk membubarkan Kementerian BUMN dan membentuk super holding BUMN yang mirip dengan model Temasek di Singapura. Tulisan ini akan menganalisis secara mendalam tentang perlunya transformasi ini dilakukan.
Konteks dan Latar Belakang
Kementerian BUMN di Indonesia didirikan dengan tujuan untuk mengelola aset negara yang diperankan oleh berbagai BUMN. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa BUMN dapat berkontribusi terhadap penerimaan negara serta mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun, dalam praktiknya, banyak tantangan yang dihadapi termasuk inefisiensi operasional, rendahnya sinergi antar BUMN, serta masalah tata kelola yang kurang baik.
Di sisi lain, Temasek Holdings adalah perusahaan investasi yang dimiliki oleh pemerintah Singapura. Didirikan pada tahun 1974, Temasek mengelola aset yang semula merupakan milik negara dalam bentuk perusahaan-perusahaan yang sekarang beroperasi secara independen dan profesional. Temasek dikenal dengan tata kelola korporat yang baik dan strategi investasi yang menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi Singapura.
Analisis Kelebihan Model Temasek
Model Temasek menawarkan beberapa kelebihan yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengelola BUMN di Indonesia:
1. Profesionalisme dan Otonomi
Perusahaan dalam naungan Temasek dioperasikan secara profesional tanpa intervensi langsung pemerintah dalam operasional sehari-hari. Hal ini meningkatkan efisiensi dan memotivasi manajemen untuk beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip profitabilitas dan keberlanjutan.
2. Pengelolaan Aset yang Efektif
Temasek mengelola portofolio investasinya berdasarkan prinsip-prinsip investasi yang ketat, diversifikasi aset, dan manajemen risiko yang prudent. Ini memungkinkan Temasek untuk mencapai pertumbuhan nilai aset yang berkelanjutan.
3. Transparansi dan Akuntabilitas
Sebagai entitas yang beroperasi layaknya perusahaan swasta, Temasek mengedepankan transparansi dan akuntabilitas. Laporan tahunan dan keuangan mereka dapat diakses oleh publik, yang meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas.
Mengapa Kementerian BUMN Perlu Dibubarkan?
1. Duplikasi Fungsi dan Inefisiensi
Saat ini, pengelolaan BUMN seringkali tumpang tindih dengan fungsi lain di pemerintahan, menyebabkan inefisiensi dan birokrasi.
2. Kurangnya Fleksibilitas
Kementerian BUMN sebagai lembaga pemerintah memiliki keterbatasan dalam pengambilan keputusan cepat yang dibutuhkan dalam dunia bisnis yang kompetitif.
3. Isu Politisasi
Kementerian BUMN sering kali menjadi arena politik yang mempengaruhi keputusan bisnis, yang dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak berbasis meritokrasi.
Pembentukan Super Holding BUMN
Pembentukan super holding BUMN bertujuan untuk mengkonsolidasikan berbagai BUMN ke dalam satu entitas yang lebih mandiri, efisien, dan kompetitif. Langkah ini diharapkan akan:
1. Meningkatkan Sinergi
Integrasi BUMN dalam super holding memungkinkan adanya sinergi operasional yang lebih kuat, pengurangan biaya redundan, dan pemanfaatan aset secara lebih optimal.
2. Mendorong Inovasi dan Kompetisi
Dengan pengelolaan yang lebih mandiri dan profesional, super holding BUMN diharapkan dapat lebih responsif terhadap dinamika pasar dan mendorong inovasi. Hal ini esensial untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan BUMN dalam persaingan bisnis global.
3. Penyederhanaan Struktur Manajemen
Super holding akan memungkinkan penyederhanaan struktur manajemen dengan mengurangi tingkat hierarki yang berlebihan dalam BUMN saat ini. Hal ini akan mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi operasional.
4. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas
Struktur super holding yang lebih terintegrasi dan profesional akan lebih mudah untuk diawasi dan dikontrol, meningkatkan standar akuntabilitas dan transparansi yang sejalan dengan praktik terbaik korporat internasional.
Tantangan dan Risiko
Namun, transformasi ini juga tidak lepas dari tantangan dan risiko. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Resistensi Internal dan Eksternal
Perubahan besar seperti pembubaran Kementerian BUMN dan pembentukan super holding mungkin akan menimbulkan resistensi dari pihak-pihak yang merasa kehilangan keuntungan atau kekuasaan, termasuk pejabat dalam BUMN dan politisi.
2. Risiko Pada Kinerja Jangka Pendek
Transformasi besar mungkin akan mengganggu operasi sehari-hari dan bisa berdampak pada kinerja jangka pendek BUMN saat proses transisi dan adaptasi berlangsung.
3. Pengaturan dan Pengawasan
Menyusun kerangka regulasi yang efektif untuk super holding BUMN adalah kunci. Tanpa regulasi yang kuat, risiko mismanajemen dan korupsi bisa meningkat.
Langkah-Langkah Menuju Implementasi
Implementasi konsep super holding BUMN memerlukan langkah strategis yang terencana dengan baik, mencakup:
1. Pembentukan Kerangka Hukum
Perlu adanya penyusunan kerangka hukum yang mendukung pembentukan dan operasionalisasi super holding BUMN, termasuk revisi undang-undang yang ada yang mengatur tentang BUMN.
2. Kajian dan Perencanaan Mendalam
Melakukan studi kelayakan mendalam untuk memahami potensi sinergi dan efisiensi yang bisa dicapai, serta mengidentifikasi risiko yang ada.
3. Komunikasi dan Keterlibatan Stakeholder
Proses transformasi harus diiringi dengan komunikasi yang efektif kepada semua pihak terkait, termasuk pekerja BUMN, masyarakat umum, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya untuk mengurangi resistensi dan membangun dukungan.
4. Pengawasan dan Evaluasi Berkelanjutan
Setelah pembentukan super holding, pengawasan dan evaluasi secara berkala sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan strategis tercapai dan untuk melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Kesimpulan
Pembubaran Kementerian BUMN dan pembentukan super holding mirip Temasek di Indonesia adalah langkah berani yang bisa mengubah landskap ekonomi dan bisnis di Indonesia. Dengan pengelolaan yang lebih profesional, transparan, dan efisien, BUMN bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Namun, transformasi ini harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, dukungan yang luas, dan kontrol yang ketat untuk menghindari risiko dan memaksimalkan potensi manfaatnya. (*)