Jakarta – Menurut beberapa survei yang terbit selama masa pandemi Covid-19, sebanyak 43% pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) berhenti beroperasi. Padahal, dari 99% pelaku usaha di Indonesia, sebanyak 98% diantaranya atau mayoritas pengusaha itu adalah pengusaha kecil dan mikro.
Demikian diungkapkan Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, dalam diskusi InfobankTalkNews bertema “Peran Perbankan Mendukung UMKM Berdaya Tahan Ditengah Pandemi Covid-19”, Selasa 19 Mei 2020. Menurutnya, pandemi mengakibatkan UMKM terdampak dari dua sisi, yakni supply dan demand.
“Kalau mau selesaikan masalah ini yang tepat kita harus meng-address UMKM, karena UMKM adalah mayoritas pelaku usaha di Indonesia,” katanya, di Jakarta, Selasa, 19 Mei 2020.
Kendati demikian, pelaku UMKM yang terhubung di market online atau melalui e-commerce, masih dapat berjalan. Meskipun hanya 13% atau sekitar 8 juta pelaku UMKM saja, karena sisanya atau sebanyak 87% UMKM masih beroperasi secara offline. Ia mengungkapkan, dengan adanya pandemi ini, transformasi UMKM dari offline ke online juga harus dipercepat.
Teten menambahkan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemulihan ekonomi untuk UMKM, diantaranya subsidi bunga, pemberian modal kerja baru dan restrukturisasi kredit. Yang paling utama adalah pemberian bantuan sosial (bansos).
“Saat ekonomi sedang sulit, integrasi bansos dengan pengadaan sembako murah sangat bagus untuk pertahankan daya beli masyarakat. Maka, dalam situasi sekarang yang dipercepat harus bansos kepada UMKM,” pungkasnya. (Ayu Utami)
Editor: Rezkiana Np