Jakarta – PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) pada hari ini (10/6) telah melangsungkan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam IPO tersebut, BATR telah melepaskan maksimal 20,50 persen sahamnya ke publik atau setara dengan 620 juta saham baru dengan harga Rp110 per lembar saham, sehingga BATR berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp68,2 miliar.
Direktur Utama BATR, Ridwan, mengatakan melalui IPO tersebut perseroan akan secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk refraktori, serta jasa konstruksi di Indonesia yang semakin agresif berkembang.
Baca juga: Melantai di Bursa, Harga Saham BATR Naik 12,73 Persen
“Seiring dengan hal itu, kami berharap ke depan dapat menjadi salah satu Leading Company industri tersebut di dalam negeri, hal ini sejalan dengan visi yang ingin kami capai, yaitu menjadi perusahaan nasional berskala global yang semakin unggul dan terpercaya,” ucap Ridwan dalam sambutannya di Jakarta, 10 Juni 2024.
Adapun dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham itu, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham seluruhnya akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan ke depan, dengan rincian sebagai berikut:
- Sekitar 38,65 persen akan digunakan Perseroan untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi
- Sekitar 10,00 persen akan digunakan Perseroan untuk pembangunan dan perbaikan bangunan
- Sekitar 5,67 persen akan digunakan Perseroan untuk pembelian peralatan laboratorium
- Sekitar 6,84 persen akan digunakan Perseroan untuk pembelian mesin produksi
- Sisanya, sekitar 38,82 persen akan digunakan sebagai Operational Expenditure (OPEX) berupa persediaan barang jadi dan bahan baku.
Baca juga: BEI Catat 37 Emiten Antre IPO, 8 di Antaranya Beraset Jumbo
Sebagai informasi, per November 2023 Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9,32 miliar dengan pendapatan usaha tercatat mencapai Rp123,18 miliar. Total aset BATR sampai dengan akhir November 2023 mencapai Rp112,73 miliar, dengan liabilitas sebesar Rp41,43 miliar, dan ekuitas senilai Rp71,29 miliar. (*)