Jakarta–PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) akan menggandeng lebih banyak bank untuk melakukan co-branding uang elektronik.
Setelah menggandeng BPD Jateng, Bank Mandiri berencana menggandeng Bank BJB dalam waktu dekat.
“Ada beberapa bank kebanyakan BPD. BPD-BPD yang besar ya, kan kota kota besar yang ada tolnya, kita baru bank Jateng. BJB sebentar lagi, karena Jawa Barat kan banyak tolnya,” kata Senior Vice President Transaction Banking Retail Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji di Jakarta, Senin, 30 Mei 2016.
Rahmat mengatakan, tahun ini Mandiri menargetkan e-money mencapai 8 juta lembar termasuk dengan co-branding yang dilakukan. Menurutnya, per April jumlah kartu e-money yang beredar telah mencapai 7,3 juta sedangkan volume transaksi rata-rata 10 ribu hingga 11 ribu. Dari jumlah itu, 90% digunakan untuk transaksi pembayaran tol.
E-money berbasis chip, lanjut Rahmat, masih menguasai 60-70% dari total jumlah, sementara dilihat dari volume transaksi e-money berbentuk kartu alias berbasis chip masih menguasai 59% dari total volume. Sementara untuk e-money berbasis server, per April penggunanya telah mencapai 1 juta dengan volume transaksi mencapai Rp50 miliar. “Sudah naik 3 kali lipat, banyak transfer p to p. Isi pulsa jadi nomor 2 terbanyak, e-commerce nomor 3 paling banyak,” kata dia.
Untuk mengembangkan e-money berbasis server yang dinamakan e-cash, Mandiri baru saja menggandeng PT Digital Artha Media bekerja dan Perum Perumnas dengan meluncurkan metode pembayaran untuk melayani transaksi para penghuni Rumah susun di Indonesia dengan Fitur Merchant Payment Transfer.
Dalam kerja sama itu PT. Digital Artha Media (DAM) sebagai pemberi dukungan teknologi Merchant Payment Transfer sebagai sistem pembayaran di Perum Perumnas sehingga para penghuni Rumah susun dapat menikmati kenyamanan bertransaksi dengan pilihan metode pembayaran transfer dari rekening bank mana saja. (*)
Editor: Paulus Yoga