Menurunnya harga komoditas global dan belum adanya sentimen positif yang mendukung di dalam negeri membuat nilai tukar Rupiah semakin melemah terhadap Dolar. Dwitya Putra
Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 25 September kembali mengalami tekanan.
Berdasarkan data Bloomberg pada pagi ini, Rupiah dibuka melemah 19 poin ke posisi Rp14.703 dari posisi penutupan kemarin Rp14.684 per Dolar AS.
Menanggapi hal tersebut, Analis PT NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar harus menerima kenyataan pahit bahwa Rupiah belum menemukan momentum penguatannya.
Hal ini seiring menurunnya harga komoditas global dan belum adanya sentimen positif yang mendukung di dalam negeri.
Menurut Reza, beberapa hal yang secara tidak langsung mempengaruhi pelemahan laju Rupiah antara lain, pernyataan Bank Indonesia (BI) yang memprediksi kondisi ekonomi Indonesia sampai semester I-2016 belum akan menunjukkan perbaikan signifikan yang ditunjukkan adanya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Gubernur BI menegaskan arus dana masuk atau capital inflow masih dalam tren minim sehingga transaksi finansial belum menjanjikan karena ketidakpastian di pasar global, terutama bersumber pada rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika.
Faktor lain adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berpengaruh pada penurunan arus dana masuk. Lalu, penilaian pemangkasan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 menjadi 5,3% dari sebelumnya 5,5%.
“Lainnya, tekanan dari data manufaktur China yang di luar dugaan turun ke level terendah sejak 2009,” jelas Reza. (*)